BENGKALIS, lintasbarometer.com
Walau pada awal Juli 2021 jumlah pasien positif Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di Kabupaten Bengkalis sempat turun sebanyak 165 orang. Namun, di pertengahan Juli kembali naik hingga 500 orang. Untuk itu, Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di desa dan kelurahan perlu dioptimalkan.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Bengkalis, Sofyan kepada wartawan, Minggu (18/7/2021). Menurut politikus PDIP ini, posko penanganan PPKM di tingkat desa atau kelurahan memiliki empat aspek penting, yakni pencegahan, penanganan, pembinaan, dan pendukung.
“Khusus untuk warga yang menjalani isoman, maka fungsi Posko PPKM dalam hal penanganan sangat penting. Di samping mengintensifkan disiplin protokol kesehatan, posko PPKM ikut mengontrol penggunaan masker secara baik dan benar, kemudian membantu memperkuat tracing dan tracking,” ujar Sofyan.
Disamping itu, posko PPKM di tingkat desa dan kelurahan juga berperan penting memastikan warga menjalani isoman dengan baik dan benar. Selanjutnya memastikan kebutuhan dasar mereka baik obat-obatan maupun makanan tetap terpenuhi. “Karena ada yang posting di Facebook, salah seorang warga yang menjalani isoman tapi tak ada perhatian dari pemerintah desa maupun kabupaten,” kata Sofyan.
Menurut Sofyan, posko PPKM di tingkat desa dan kelurahan hendaknya benar-benar memiliki 4 peran sebagaimana disebutkan sebelumnya. Posko PPKM di desa dan kelurahan jangan hanya didirikan tapi tidak berfungsi.
“Mudah-mudahan untuk posko PPKM desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Bengkalis bisa menjalankan tugasnya dengan baik,” kata Sofyan.
Berdasarkan data dari Pemerintah Pusat, sambung Soyan, Riau termasuk salah satu provinsi yang posko PPKM desa dan kelurahan masih sedikit baik pendirian maupun pelaporan, kurang dari 10 persen. “Kita belum dapat informasi apakah Kabupaten Bengkalis termasuk kabupaten di Riau yang kurang dari 10 persen. Mudah-mudahan tidak,” ujarnya.
Terpisah, Junaidi Kepala Desa Resam Lapis Kecamatan Bantan saat ditanya terkait posko PPKM Mikro di desanya mengatakan, sejauh ini posko tersebut sangat bermanfaat. Walau belum optimal, namun dengan adanya Posko PPKM memudahkan dalam berkoordinasi.
“Terutama saat ada warga kita yang kena Covid-19 dan melakukan isoman, maka petugas dari Posko PPKM melakukan pemantauan secara rutin. Kemudian bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat saling membantu dalam memberikan makanan. Karena mereka kan tidak bisa keluar,” kata Junaidi.
Terkait bantuan dari desa, Junaidi mengatakan sampai saat ini belum ada aturan yang membolehkan dana desa dipergunakan untuk membantu warga isoman baik dalam bentuk makanan maupun uang.
“Memang ada yang dari 8 persen dana desa itu untuk logistik, tapi logistik di sini sifatnya berupa barang untuk pelaksanaan protokol kesehatan seperti masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, dan lain-lain,” kaat Junaidi lagi, (Hr/Lbr)