JAKARTA, lintasbarometer.com
Harga minyak dunia anjlok sejak kemarin. Bahkan tadi malam harga minyak menyentuh level negatif untuk pertama kalinya.
Berdasarkan data Oil Price, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) sempat menyentuh minus USD 37,91 per barel atau anjlok 302,57 persen. Meski pagi ini sudah mulai pulih ke USD 1,35 per barel atau naik 110,31 persen. Sementara harga minyak Brent turun tipis 0,9 persen ke USD 25,34 per barel.
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Demokrat Vera Febyanthy mengatakan, penurunan harga minyak dunia itu akan mempengaruhi penerimaan negara dalam APBN 2020. Apalagi rentang harga minyak dunia ini cukup jauh dengan asumsi makro dalam APBN 2020 sebesar USD 63 per barel.
“Penurunan harga minyak dunia tersebut pasti akan mempengaruhi postur APBN kita, terutama di sisi penerimaan, penerimaan ekspor dan pajak migas pasti turun drastis,” kata Vera, Selasa (21/4).
Selain penerimaan, anjloknya harga minyak juga akan menekan belanja negara, utamanya pada belanja subsidi BBM dan listrik. Padahal saat ini, belanja negara sangat diperlukan untuk percepatan penanganan COVID-19.
Untuk itu, kata Vera, pemerintah perlu memperhatikan perkembangan harga minyak secara komprehensif dan dampaknya ke APBN 2020. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun diminta untuk menghitung kembali penerimaan negara yang akan terdampak penurunan harga minyak dunia maupun akibat pandemi virus corona.
Bahkan dia juga meminta pemerintah untuk segera membahas APBN Perubahan 2020 bersama Komisi XI dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
“Setelah itu melihat timing yang tepat untuk segera dapat melakukan adjustment atau penyesuaian terhadap penetapan asumsi dan dampaknya pada sisi penerimaan dan pengeluaran,” jelasnya.