Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Dalam Diri Sendiri

Bengkalis, Pendidikan15710 Dilihat
banner 468x60

DURI, lintasbarometer.com

Jika kita berbicara tentang rasa menyayangi, memiliki, apa sajakah yang akan kita lakukan agar yang kita sayangi dan yang kita miliki itu tidak sampai dimiliki oleh orang lain? Begitu juga dengan yang harus kita lakukan berkaitan dengan rasa mencintai dan menyayangi tanah air kita. Bagaimanakah caranya menumbuhkan rasa kebanggsaan itu? Guru Kewarganegaraan selalu memberikan kita tugas dari jenjang sekolah dasar, menengah dan atas salah satunya dengan cara membuat kliping tentang rasa cinta kebangsaan. Yang teringat ketika itu adalah kliping lebih banyak dibuat tentang memperingati hari besar Negara, dengan mencari topik tentang pelaksanaan upacara bendera.

banner 336x280

Tapi, siswa yang memiliki pengetahuan dan kreativitas yang baik, tidak hanya mencari topik tentang upacara, tetapi dari berbagai hal tentang peristiwa yang berkenaan dengan menumbuhkan rasa bangga memiliki bangsa ini. Salah satu hal yang dicari adalah topik pertandingan olahraga di mana terjadi pertandingan melawan Negara lain.

Hal ini juga merupakan salah satu contoh menumbuhkan rasa memiliki, menyayangi, dengan merasa ikut terlibat menjaga nama bangsa melalui berbagai macam iven yang dilaksanakan. Jika salah satu pertandingan dimenangkan, kita ikut merasa bangga seolah-olah kita berada dalam situasi tersebut, demikian pula sebaliknya, jika kalah, kita ikut merasa sedih, seolah-olah dunia menjadi runtuh dengan kekalahan itu. Inilah namanya rasa kebangsaan yang tumbuh dengan baik dalam diri kita.

Dengan memiliki rasa kebanggsaan yang tumbuh dalam diri, berarti kita sudah memiliki rasa nasionalisme dalam diri kita. Apakah yang dikatakan dengan rasa kebangsaan itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kebangsaan berdasar dari kata dasar bangsa yang artinya kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Apa pula yang dikatakan dengan nasionalisme? Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), yang dikatakan dengan nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negaranya sendiri. Apakah yang dikatakan dengan menumbuhkan? Menurut KBBI, menumbuhkan memiliki makna menjadikan atau menyebabkan tumbuh; memelihara supaya tumbuh atau bertambah besar, sempurna, dsb.

Dari uraian yang dikemukakan di atas, dan dari definisi yang dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai warganegara wajib menumbuhkan rasa kebangsaan dan nasionalisme di dalam diri kita masing-masing (termasuk di dalamnya siswa siswi kita). Apakah tolok ukur seseorang sudah memiliki rasa nasionalisme di dalam dirinya? Apakah orang lain tahu dan dapat melihat jika kita sudah tertanam rasa nasionalisme dalam diri kita dengan baik? jawabannya tentu saja tidak.

Hal ini berkaitan erat dengan implementasi dalam kehidupan kita bermasyarakat dan bernegara. Hal yang paling baik guna menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri adalah di lingkungan sekolah, untuk kemudian baru pengimplementasiannya di masyarakat. Menumbuhkan rasa nasionalisme di sekolah yang pertama tentu saja guru Kewarganegaraan, didukung oleh setiap guru bidang studi sebagai lintas kurikulum.

Dapat dilihat akhir-akhir ini semangat jiwa nasionalisme pada sebagian generasi muda mulai terkikis. Globalisasi diduga menjadi pemicu salah satu semakin memudarnya jiwa nasionalisme pada sebagian generasi muda bangsa. Hal yang justru semakin mengakar di beberapa pihak atau golongan adalah semangat untuk memperjuangkan kepentingan kelompok, sungguh ironis. kurangnya penanaman jiwa nasionalisme atau semangat nasionalisme pada generasi muda bangsa membuat budaya asing dengan mudahnya mempengaruhi pola pikir generasi muda kita. Inilah hal yang paling mendasar dituntut guna menumbuhkan jiwa nasionalisme pada diri para siswa kita sebagai generasi muda bangsa.

Jika mereka tidak memiliki jiwa nasionalisme sebagai panduan dalam hidup mereka, bukan tidak mungkin mereka akan mudah terjajah bangsa lain. Mengapa demikian? Karena generasi seperti ini hal yang paling mendasar dituntut guna menumbuhkan jiwa nasionalisme pada diri para siswa kita sebagai generasi muda bangsa. Jika mereka tidak memiliki jiwa nasionalisme sebagai panduan dalam hidup mereka, bukan tidak mungkin mereka akan kehilangan jati diri. Mengapa demikian? Karena generasi seperti ini tidak memiliki rasa bangga sebagai generasi bangsa. Mereka merasa malu dan minder, sehingga kiblat mereka dapat berubah dengan mudah.

Menanamkan dan menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam diri para siswa kita bukanlah merupakan perkara yang terlalu sulit. Karena semua harus melalui contoh dan berdasarkan contoh yang dilihat, mereka akan dengan mudah mengikuti. Sesuatu hal yang sudah menjadi suatu kebiasaan, akan mudah dilaksanakan. Sesuatu yang sudah biasa, akan menjadi suatu tuntutan. Jika sudah menjadi tuntutan, akan menjadi sebuah kewajiban untuk dapat melaksanakannya. Semua harus dimulai dari didikan keluarga dan sekolah.

Dua hal yang sangat penting dan menentukan. Jika di rumah, orang tua harus terus mengingatkan anak-anak mereka terhadap tanggung jawab sebagai seorang siswa, dengan mengikuti setiap upacara yang dilaksanakan di sekolah, serta kewajiban lainnya yang berkaitan dengan menumbuhkan rasa memiliki dan bangga terhadap bangsa mereka. Di sekolah, guru memberikan dan menamkan rasa nasionalisme yang kuat dengan memberikan contoh dan contoh yang paling baik adalah dari tindakan dan perilaku guru di sekolah dan di hadapan para siswanya.

Mengapa penulis menguraikan hal di atas? Karena ketika penulis menjadi siswa, penulis masih mengingat guru penulis yang tidak pernah mau ikut menyanyikan lagu kebangsaan di depan kelas. Karena seringnya kebiasaan tersebut, penulis perhatikan ketika upacara pun, ada beberapa guru juga tidak menyanyikan lagu kebangsaan.(Artikel)

Guru SMA Negeri 1 Mandau,Rita Yanti Kusuma, S.Pd

banner 336x280