JAKARTA, lintasbarometer.com
Di temgah wabah virus corona yang melanda Indonesia, sektor ekonomi menjadi dampaknya. Pemerintah diminta punya kebijakan yang tepat terkait harga bahan bakar minyak atau BBM di tengah pandemi Corona Covid-19.
Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bidang Energi, Muhammad Chairul Basyar, menuntut pemerintah untuk menurunkan harga BBM jenis premium, pertalite, dan pertamax. Selain meringankan warga, saat ini harga minyak mentah dunia yang drastis. “Meringankan beban rakyat di tengah pandemi, penurunan harga BBM bukan saja meringankan beban pengguna BBM.
“Tapi, hal itu beri pengaruh bagi masyarakat karena turunnya harga kebutuhan rumah tangga dan bahan pokok, akan membantu rakyat di tengah bencana Covid-19 ini,” kata Chairul, seperti dilansir VIVAnews.
Sekadar diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, harga minyak dunia memang sedang mengalami penurunan. Hal itu terjadi lantaran wabah Covid-19 yang membuat masyarakat tak pergi ke luar rumah dan mengemudikan kendaraannya. Selain itu, perang dagang antara Rusia dan Arab Saudi juga menjadi salah satu pemicunya.
Bahkan, laman The Drive melaporkan, harga bensin dengan oktan 87 di kota kecil di sisi barat New York hanya USD 0,62 atau Rp9.729 per galon atau setiap 3,7 liter. Maka, harga per liternya hanya sekitar Rp 2.629 saja.
Lebih lanjut, Chairul memahami di kondisi saat ini, pemerintah seperti dilema untuk menurunkan harga BBM atau tidak. Sebab, jika sudah diturunkan maka akan sulit lagi dinaikkan di kemudian hari ketika harga minyak dunia stabil. Kondisi ini kemungkinan berpotensi diperpanjang jika vaksin Covid-19 juga belum ditemukan dan kasus masih memperlihatkan lonjakan.
“Harapan mereka hanya menunggu musim dingin nanti. Tapi jika vaksin corona belum ditemukan, musim dingin nanti bisa-bisa kasus melonjak lagi. Jadi, harga minyak bisa-bisa tidak akan pulih,” jelasnya.
Menurut dia, kondisi yang adil maka kebijakan pemerintah saat ini dengan menurunkan harga BBM. “Dan, itu akan sangat menolong rumah sakit, para petani, nelayan, buruh dan lain-lain,” tutur Chairul.
Terkait upaya Pertamina dalam pemberian diskon promo cashback 50 persen hanya untuk driver ojek online, ia pun punya pandangan. Kebijakan ini dinilai belum tepat karena rakyat kecil lain tak merasakan diskon harga tersebut.
Dia mengingatkan dalam kondisi saat ini, rakyat kecil yang tanpa penghasilan merasakan dampak Covid-19 seperti petani, tukang sayur yang juga perlu keringanan harga BBM. “Bagaimana untuk petani, buruh, pekerja informal, perawat rumah sakit, dan rakyat wong cilik lainnya?” tutur Chairul. (Jas/Lbr)
sumber : Vivanews