JAKARTA, lintasbarometer.com
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuka peluang ekspor vaksin BUMN ke berbagai negara. Namun ekspor akan dilakukan setelah kebutuhan vaksin dalam negeri terpenuhi.
Di beberapa negara di dunia, kata Erick, ketersediaan vaksin masih jadi kendala. Rasio vaksin di lebih dari 30 negara hingga saat ini masih kurang dari 10 persen. Bagi Erick, produksi vaksin BUMN tak hanya memperkuat ketahanan kesehatan nasional, melainkan juga membangun kekuatan diplomasi luar negeri dan peningkatan ekspor.
“Bukan tidak mungkin Indonesia ekspor vaksin untuk negara lain yang membutuhkan,” ungkap Erick, dikutip Jumat (10/6/2022).
Erick mencatat krisis pengadaan vaksin di awal pandemi mengharuskan Indonesia merefleksi kembali kekuatan di sektor kesehatan dan bioteknologi. Ini merupakan isu multi dimensi yang juga berpengaruh pada ketahanan nasional.
Dia pun meminta BUMN serius membangun basis bioteknologi yang mutakhir demi menunjang sistem kesehatan nasional dan mencegah kembali terjadinya pandemi.
“Kita tidak ingin Indonesia menjadi fakir dalam sains dan teknologi kesehatan modern. Perang melawan pandemi, memberikan kita banyak pelajaran berharga, yang paling utama, jangan sampai nasib ketahanan kesehatan kita bergantung pada bangsa lain,” ungkapnya.
Saat ini Vaksin Covid-19 BUMN dengan platform protein rekombinan yang dikembangkan oleh PT Bio Farma (Persero) kini memasuki uji klinis fase akhir atau fase 3. Erick mengatakan setelah berhasil melalui uji klinis fase 2 dengan hasil yang baik dari vaksin Covid-19 dengan platform inactivated virus. (Okezone)