JAKARTA, lintasbarometer.com
Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus penyiraman air keras Novel Baswedan, Fedrik Adhar, meninggal dunia, Senin (17/8), dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan.
Kabar itu dikonfirmasi oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Hari Setiyono.
“Ya benar, meninggal dunia di RS Pondok Indah Bintaro, sudah dimakamkan sore tadi di TPU Jombang Ciputat Tangsel,” ujar Hari ketika dikonfirmasi lewat pesan singkat, Senin 17 Agustus 2020.
Almarhum yang bernama lengkap Robertino Fedrik Adhar Syaripuddin itu meninggal dunia pada pukul 11.00 WIB. Ia meninggal dunia pada usia 37 tahun. Penyebab meninggal almarhum tidak diperinci oleh Kapuspenkum Kejaksaan Agung. Adapun Jaksa Agung ST burhanuddin mengatakan Jaksa Robertino Fedrik Adhar terkonfirmasi positif Covid-19. “Benar,” kata dia kepada Tempo, Senin, 17 Agustus 2020. Namun, saat ditanya apakah penyakit tersebut yang menyebabkan wafatnya Fedrik, Burhanuddin tidak menjawab.
Hari hanya menyatakan turut berduka cita atas kepergian Jaksa yang terakhir menjabat sebagai Jaksa Pratama serta Kepala Sub Seksi Penuntutan Kejaksaan Negeri Jakarta Utara tersebut.
Nama almarhum mencuat ke publik saat menjadi JPU yang menuntut dua terdakwa pelaku penyiraman Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Kala itu, dua orang yang menjadi tersangka penyiram air keras, Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Bugis, dituntut hukuman satu tahun penjara.
sumber: Tempo