JAKARTA, lintasbarometer.com
Polemik utang beasiswa Rp 500 juta Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Pemkab Rohul), Riau, terhadap mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta, Novella Putri, berbuntut tantangan.
Kepala Dinas Pendidikan Rokan Hulu, Ibnu Ulya, mengaku tidak tahu apa solusi untuk mengatasi persoalan membelit Novella Putri.
“Kemarin sudah dibahas itu, sudah lama itu. Solusinya kita suruh dia gugat Pemda, dah kami suruh itu dah,” kata Ibnu Ulya kepada Awak media, Minggu, 7 Juni 2020.
Ibnu melanjutkan, pihaknya sudah berupaya mencari solusi dengan rapat bersama BPKAD, BPK dan OPD lainnya, guna menganggarkan pembayaran beasiswa pendidikan di Kedokteran Novella ini. Namun tidak jumpa solusinya.
“Tidak bisa dianggarkan, barang ini dah berlalu. Silakan gugat, bukan kita tidak membela, solusinya itu yang tidak ada. Jangan nanti kita buat mekanismenya, malah kita jadi melanggar,” jelasnya.
Ibnu juga menegaskan, hal ini bukan tanggung jawab Kadisdik saja, tapi seluruh pihak yang ada dalam Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) termasuk Sekda juga bertanggung jawab dalam urusan ini.
“Bukan Kadisdik saja, seluruh TAPD juga ikut serta bertanggung jawab untuk persoalan seperti itu, ini uang negara, harus jelas pembayarannya,” jelasnya.
Disinggung pernyataan Mantan Bupati Rohul, Achmad mengatakan, sudah meminta agar Bupati Suparman dan Sukiman bisa melanjutkan program ini dan memberikan anggaran, Ibnu enggan berkomentar.
“Tidak tahulah saya kalau itu,” tutupnya.
Sebelumnya, kisah tragis Novella Putri, siswa berprestasi dari SMAN 1 Ujung Batu, Rohul, yang berkuliah di Kedokteran Universitas Trisakti, viral.
Pemicunya, teman sekampusnya, membuka akun di kitabisa,com berupa penggalangan dana membantu Novella menyelesaikan pendidikan kedokterannya.
Hingga Minggu malam, baru terkumpul Rp 32.029.426 dari dana dibutuhkan Rp 545.190.000 dengan durasi selama 54 hari ke depan.
Sebelumnya, Bupati Rokan Hulu dua periode, Achmad bercerita, semasa menjadi Bupati, ia membuat program beasiswa untuk siswa berprestasi ke Universitas Trisakti. Selama dua tahun program itu berjalan lancar.
Pada 2015, Achmad harus menyerahkan estafet pemerintahan kepada pasangan Bupati dan Wakil Bupati Suparman-Sukiman. Berakhirlah 10 tahun Achmad memimpin Rohul.
Sayangnya, baik di masa Suparman menjabat Bupati, dilanjutkan Sukiman, program ini tak dilanjutkan kembali. KPK jerat Suparman dan jebloskan ke Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Pengganti Suparman, kata Achmad, Sukiman, juga tak merespons program ini dengan baik, sehingga terjadi hal-hal yang seperti ini.
Achmad menambahkan, Novella bersama mahasiswa Rohul lainnya memang pernah menjumpainya di Jakarta. Saat ini Achmad berstatus sebagai anggota DPR RI dapil Riau 1.
“Novella ada beberapa kali ke Dewan, saya kontak Pak Sekda, iya-iya aja kata Sekda. Rupanya ini tak ada lanjutannya,” tuturnya.
Sebenarnya, Novella bukan satu-satunya korban karena ada mahasiswa lainnya yang juga menjadi korban atas ketidakjelasan bantuan ini.
Namun teman-teman Novella lainnya bisa menutupi biaya perkuliahan secara pribadi.
“Banyak mahasiswanya tu, cuma karena dia (Novella) tak mampu makanya terasa betul. Lainnya bisa menanggulangi. Novella ini memang tidak mampu, dia aja jual gorengan, makanya saya beri bantuan Pemkab ke dia dulu,” kata anggota Komisi II DPR RI ini.
Achmad sangat berharap Pemkab dan DPRD Rohul bisa menganggarkan pembiayaan kuliah mahasiswa-mahasiswa ini.
Mereka calon-calon putra-putri daerah akan memegang peranan penting Rohul di masa depan.
“Saya membantu atas nama Bupati, bukan atas nama Achmad pribadi. Ini harus menjadi prioritas di Pemda. Masuk kedokteran itu tidak gampang apalagi Trisakti, nah saya sudah menyelesaikan itu semua, sekarang tolong dilanjutkan,” tutupnya. (Kmp/ Lbr)