PEKANBARU, lintasbarometer.com
Sedikitnya 834 personel Polri dari sejumlah Polres di Riau mengikuti seleksi pendidikan calon perwira Sekolah Inspektur Polisi (SIP) tahun 2021. Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi meyakinkan seleksi dilakukan sesuai dengan pakta integritas dan berlangsung secara transparan, akuntabel, dan humanis dengan didukung oleh aplikasi dashboard lancang kuning.
“Setiap seleksi kita selalu melakukan pakta integritas untuk mendapatkan seleksi yang transparan, akuntabel, dan humanis,” kata Agung usai menyaksikan pembacaan sumpah panitia dan peserta pakta integritas seleksi SIP 2021 di ruang tribrata lantai lima gedung utama Markas Komando Polda Riau Jalan Pattimura No 13, Pekanbaru, Selasa (26/1).
Agung menjelaskan terdapat tiga belas penilaian komponen bagi anggota Polri yang menjadi acuan bersama. Saat ini dasar penilaian itu sudah dikelola melalui Dasboard Lancang Kuning. Aplikasi online itu terus melaporkan apapun kegiatan dinas yang tengah dilakukan.
“Dashbord Lancang Kuning adalah alat bantu kita untuk mecatat jasa-jasa yang dilakukan pada institusi ini. Dulu kita mengatakan jasa kita tidak ada yang pernah mencatat. Saat ini semua bisa mengikuti, seperti yang terlibat dalam pemadaman karhutla, kita berikan reward kepada anggota yang melaksanakannya. Dengan penggunaan aplikasi ini kita dapat melihat sebesar apa kinerja yang telah kita lakukan,” jelas Agung.
Ia menegaskan, apapun yang sudah tercatat di Dashboard Lancang Kuning dan apa yang sudah ada di Dashboard Lancang Kuning tidak bisa ditambah maupun dikurangi. “Aplikasi ini adalah alat kita untuk mencatat apa yang kita lakukan. Kumpulkan prestasin maka nanti akan kita hitung,” ujarnya.
Agung mengungkapkan, sejatinya pendidikan lanjutan baik SIP dan yang lain adalah sesuatu yang tidak bisa dilepaskan atas apa yang telah dilakukan kepada organisasi Polri. Ia mengimbau, semua anggota harus berlomba-lomba untuk bisa diterima dalam pendidikan terkhusus SIP.
“Tentu kita tidak bisa memberikan penilaian yang baik apabila kita tidak berkontribusi kepada organisasi ini. Saya yakin kita semua ingin menjadi bagian dari institusi ini untuk dapat memberikan kontribusi,” terangnya.
Menurut Agung, seorang komandan harus dapat menjadi panutan kepada para anggotanya. Seperti pekerjaan yang bukan hanya mencangkul dan selesai tetapi pada ujungnya adalah laporan.
“Laporan adalah bentuk pertanggungjawaban yang besar. Oleh karena itu panitia sangat menghargai apapun. Jadi kumpulkan prestasi-prestasi yang dimiliki dan nanti akan dihitung. Kita semua ingin menambah perwira di jajaran Polda Riau karena masih banyaknya kekurangan perwira terkhusus perwira pertama,” pungkasnya. (MI/ Lbr)