ROHIL, lintasbarometer.com
Masyarakat sudah sangat kesal dan gerah dengan pihak perusahaan yang menyebabkan jalan lintas Kepenghuluan Bagan Sapta Permai, Kecamatan Bagan Sinembah yang mengalami kerusakan cukup parah sehinga sangat sulit dilalui masyarakat.
Pasalnya, rasa kesal masyarakat tersebut bukan tanpa alasan dan sebab. Hal itu tidak lain dikarenakan faktor akktivitas truk milik perusahaan yang melintas dengan melebihi muatan dan tidak sesuai dengan kelas jalan.
Prihal tersebut disampaikan oleh Datuk Penghulu Bagan Sapta Permai, H Sutejo SPd yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Provinsi Riau, Senin (24/02) kepada wartawan.
Dikatakannya, kepedulian perusahaan terhadap masyarakat disekitar wilayah perusahaan yang beroperasi sangat minim sekali.
“Sangat-sangat minim, bahkan sangat tidak berpihak kepada masyarakat sekitar serta terkesan menghambat aktivitas masyarakat ini sendiri. Hal ini dibuktikan dengan jalan yang mana sebelumnya bagus dan mudah dilalui masyarakat, justru dengan aktivitas angkutan truk mereka jalan di wilayah kita ini semangkin rusak parah dan tidak layak lagi dilalui,” ungkap Penghulu.
Ditambahkannya, dirinya selaku Kepala Pemerintahan Kepenghuluan sudah berulangkali mengundang pihak perusahaan guna membahas persoalan tersebut untuk mencari solusi.
“Sudah berulangkali kita undang pihak perusahaan untuk membahas persoalan jalan yang rusak akibat dari aktivitas truk perusahaan. Dengan kesepakatan, jalan diperbaiki, tetapi faktanya tidak di laksanakan juga, sehinga jalan semakin rusak parah,” tutur Penghulu.
Disebutkannya, pada tahun 2019 yang lalu, perusahaan pernah berjanji akan memperbaiki jalan lintas Kepenghuluan Bagan Sapta Permai, tepatnya di bahagian tanjakan dan akan dibangun drainase.
“Akan tetapi, sampai saat ini tidak juga dibangun-bangun. Pada tahun lalu, kita telah memanggil perwakilan perusahaan disebabkan aktivitas kendaraan mereka yang melintas di jalan Kepenghuluan sudah rusak parah, lalu mereka berjanji akan perbaiki dan membangun drainase tepatnya di tanjakan jalan yang rusak, bahkan mereka sudah meminta gambarnya, namun sampai saat ini hanya janji-janji saja,” ucapnya kesal.
Pada kesempatan itu, Ketua APDESI ini juga menegaskan bahwa selama ini pihaknya tidak pernah melarang perusahaan untuk melintas di jalan yang berada di wilayah Kepenghuluannya tersebut, namun karena telah berulangkali mengundang pihak perusahaan akan tetapi hanya mendapatkan janji yang kunjung direalisasikan sehingga menimbulkan rasa kesal pihak pemerintah desa maupun masyarakat sekitar.
“Karena selama ini masyarakat juga sudah terbebani biaya perawatan jalan yang dipotong langsung dari hasil produksi kebun warga. Dan mulai minggu depan jalan untuk perusahaan akan ditutup oleh masyarakat selamanya, apabila tidak juga direalisasikan,” Pungkapnya.(Andi Suherman)