Jokowi Isyaratkan Konsekuensi Besar Dibalik Benci Produk Asing

Nasional1068 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah gencar menggaungkan semangat benci produk asing. Menurut Jokowi, sikap tersebut sah-sah saja demi melindungi produk lokal. Namun dibalik semangat benci produk asing tersebut Jokowi mengisyaratkan adanya konsekuensi besar yang harus dijalankan oleh para produsen dalam negeri.

Konsekuensinya yaitu para produsen harus mampu membuat masyarakat mencintai produk dalam negeri. Jokowi mengakui, konsekuensi tersebut tidak mudah.

“Tetapi untuk menuju pada sebuah loyalitas konsumen kita pada produk dalam negeri ya memang ada syarat-syaratnya. Harganya harus kompetitif tentu saja, kualitasnya baik tentu saja,” ujar Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional XVII HIPMI di Istana Bogor, Jumat (5/3).

Menurut Jokowi untuk membuat masyarakat jatuh cinta pada produk dalam negeri, produsen harus mampu meningkatkan dan menjaga kualitas produk. Bahkan produsen juga dituntut untuk inovatif misalnya dari segi desain kemasan yang harus bisa mengikuti tren.

Konsekuensi inipun tidak hanya berlaku bagi para produsen atau pengusaha saja. Jokowi mengatakan, sikap tersebut juga harus dilakukan pemerintah dan BUMN. Caranya yaitu dengan memperbesar porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terutama dalam pembangunan proyek pemerintah dan BUMN.

“Saya bilang ke BUMN untuk tingkatkan TKDN. Jangan sampai proyek-proyek pemerintah, proyek BUMN masih memakai barang impor,” ujarnya.

Menurut Jokowi, apabila porsi produk impor dalam proyek pemerintah dan BUMN bisa digantikan dengan produk dalam negeri maka hal tersebut itu akan menaikkan permintaan produk dalam negeri. Nilainya pun tidak kecil.“Kita bisa produksi banyak tapi masih impor. Untuk apa? Padahal dipakai untuk proyek pemerintah. Dipakai untuk proyek BUMN. Saya ngomong enggak boleh kayak gitu. Enggak boleh,” ujarnya.
Menurut Jokowi gerakan cinta produk dalam negeri ini harus dimulai dulu dari pemerintah dan BUMN. Minimal dengan memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri pada proyek pemerintah. Setelah itu, barulah pemerintah bisa mengajak masyarakat untuk melakukan hal serupa.“Dan itu harus dimulai dan kita harus bener-benar mulai. Paling tidak dari pemerintah dan BUMN itu udah gede sekali angkanya. Kemudian ajakan kepada masyarakat untuk cinta dan bangga kepada produk Indonesia dan tidak suka produk-produk dari luar,” ujarnya. (Kumparan)
banner 336x280