JAKARTA, lintasbarometer.com
Istana Kepresidenan berkeputusan mengurangi jumlah orang yang bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Langkah ini diputuskan untuk mengantisipasi penyebaran. Kendati demikian, kebijakan tersebut tidak akan mengurangi intensitas kerja Presiden.
Pengurangan tamu Presiden ini merupakan respons atas laporan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo yang dinyatakan positif . Padahal, pekan lalu Purnomo bertamu ke Istana untuk bertemu Presiden Jokowi.
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menjelaskan, selama pandemi korona jumlah orang yang bertatap muka dengan Presiden Jokowi sebenarnya sudah dikurangi. Namun, dengan ada kasus tersebut jumlahnya akan kurangi lagi.
”Contohnya setiap bertemu dengan warga. Tadi sore, misalnya, pukul 3.00 di Bogor ada 30 (orang), mungkin akan kami pikirkan kami kurangi jadi 20 orang. Dengan jarak yang mungkin agak lebih jauh lagi,” ujarnya kemarin.
Heru memastikan selama masa pandemi Istana menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam menerima tamu. Protokol dimaksud mulai dari keharusan rapid test, menggunakan masker, dan jaga jarak. Selain itu, Istana melakukan sterilisasi ruangan. Sebelum digunakan Presiden Jokowi, ruangan tidak boleh digunakan dan disterilkan dengan sinar ultraviolet.
”Contoh, sebuah ruangan yang setiap hari digunakan Presiden untuk bekerja atau bertemu dengan masyarakat dan pejabat, paginya kami sterilisasi. Termasuk dengan menggunakan ultraviolet. Itu tiga jam sebelum dipakai. Misalnya Bapak Presiden akan bekerja sehari-hari di Istana Negara, berarti pukul 6.00 pagi kami lakukan sterilisasi dan orang tidak boleh masuk,” ucapnya.
Kemarin Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Kepastian ini diperoleh setelah hasil swab test melalui PCR keluar. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) yang dikonfirmasi membenarkan Achmad Purnomo positif Covid-19. “Pertama hasilnya (swab) masih abu-abu, yang kedua positif,” jawabnya kemarin.
Menurut Rudy, semua yang ada kontak erat dengan Purnomo dijadwalkan menjalani swab test. Rudy juga dijadwal melakukan swab test Sabtu ini di Loji Gandrung karena dia dalam beberapa kesempatan terakhir berkegiatan dengan Purnomo.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Kota Solo, Ahyani, mengatakan, saat ini Purnomo sudah menjalani isolasi mandiri. Setiap orang yang melakukan kontak erat dengan Purnomo bakal di-tracking. Adapun hasil swab test keluar Kamis kemarin.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sekaligus Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan kluster-kluster atau kelompok-kelompok penyebaran Covid-19 di Tanah Air semakin meningkat. “Jadi kecenderungan kluster sekarang ini makin meningkat di akhir-akhir ini,” kata Wiku di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, kemarin.
Bentuk kluster persebaran ini ada beberapa macam, dari kluster sosial seperti pengajian hingga kluster rumah sakit. “Jadi bentuk klusternya ada beberapa macam. Kluster di kegiatan sosial, pertama awalnya dari pengajian-pengajian. Kluster Gowa, kluster Temboro di Jawa Timur, kluster dari Gereja Bethel. Ternyata kluster itu menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia dan menimbulkan masalah di tempat lain,” tutur Wiku.
Teranyar, rumah sakit juga menjadi salah satu kluster persebaran Covid-19. Kondisi ini dilaporkan terjadi di Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jakarta. Dalam pandangan Wiku, terbentuknya kluster-kluster baru penyebaran Covid-19 saat ini menunjukkan bahwa semua pihak semakin lengah.
“Rumah sakit ini adalah jantung. Jadi, bayangkan rumah sakit ini adalah jantung. Virusnya sudah di sini (jantung) nih, buktinya tenaga kesehatannya kena. Kalau kita masih kena di tangan, kena di kaki, masih enggak apa-apa mungkin. Tapi, kalau sudah di jantung itu adalah pertahanan kita terakhir,” ungkapnya.
Wiku pun mengingatkan tenaga kesehatan untuk disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dan profesional dalam penanganan pasien . “Jadi tenaga kesehatan itu harus betul-betul jaga disiplin dan cukup istirahat untuk bisa menangani secara profesional pasiennya. Betul-betul juga waspada dari waktu ke waktu. Bukan hanya tenaga kesehatan, tapi juga fasilitasnya itu, orang yang bekerja di fasilitas kesehatan,” katanya.
sumber:sondonews