Riau Sudah Aman dari COVID-19? Ini Penjelasannya

Pekanbaru3825 Dilihat
banner 468x60

PEKANBARU, lintasbarometer.com

banner 336x280

Angka penyebaran kasus COVID-19 di Riaubelakangan tak lagi sebanyak dulu. Meski demikian tetap ada beberapa kasus baru muncul. Lantas, apakah Riau sudah aman dari COVID-19?

Jika merujuk pada total jumlah kasus COVID-19 di Riau, angkanya sangat tinggi. Yakni sudah 238 kasus terhitung sejak 3 Maret – 10 Juli 2020. Namun beberapa pekan belakangan memang penambahan angka kasus COVID-19 di Riau tidak sebanyak saat klaster BUMD ditemukan beberapa waktu lalu.

Jumlah pasien positif COVID-19 di Riau yang sembuh juga sangat signifikan. Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Per 10 Juli 2020 total angka kesembuhan pasien positif berjumlah 217 orang. Hanya 10 pasien yang kini masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan pemerintah.

Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan mengetahui Riau sudah aman dari COVID-19, pada prinsipnya sulit jika harus diukur dari angka kasus dan angka kesembuhan semata. Karena memang ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan, salah satunya tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Meski angka-angka tersebut menunjukkan kondisi yang menggembirakan, tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap virus ini tetap harus tinggi, sama seperti awal-awal wabah ini melanda Riau.

Salah satu cara yang bisa dilakukan yakni, setiap kabupaten dan kota di Riau harus melakukan tes swab secara massal dalam jumlah banyak. Jika hasil PCR menunjukkan angka kasus positif COVID-19 tidak banyak, kemungkinan Riau aman dari penyebaran virus ini.

“Tapi kalau angka kasus positifnya masih banyak berarti Riau belum aman,” jelasnya, Sabtu, 11 Juli 2020.

“Sekarang strateginya, kita yang harus mencari kasus. Sebelumnya, kita menunggu kasus. Tapi dengan saranan dan prasarana yang kita punya sekarang harusnya kita yang lebih aktif. Caranya bagaimana, swab massal,” katanya.

Dia menambahkan, kemungkinan berhadap ditemukan vaksin untuk penanganan COVID-19 masih akan lama. Di Indonesia, jelas dia, pengujian vaksin anti corona masih bergerak pada fase 1, yakni percobaan kepada hewan.

Sementara dalam tahapannya pengujian ini harus melewati beberapa fase sampai bisa diujicobakan ke manusia. Intinya, berharap penyembuhan pasien positif COVID-19 dari vaksi masih terlalu lama.

“Perkiraannya paling cepat itu pada didistribusikan pada awal 2022 atau pertengahan 2022. Jadi memang masih lama,” jelasnya.

Apa solusinya untuk sementara ini? “Pakailah masker. Itu sudah menyelamatkan Anda sendiri dan orang lain. Saya merasa COVID-19 ini ‘menghajar orang yang sombong’. Kita belum berhasil untuk sekarang ini. Jadi harus tetap waspada,” jelasnya.  (BP/ Lbr)

banner 336x280