Perihal Harga Elpiji 3 Kg, Jokowi Tegas Bantah: Tak Ada Harga Naik

Ekonomi, Nasional11437 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA,lintasbarometer.com

banner 336x280

Pemerintah belum resmi memutuskan pencabutan subsidi gas elpiji 3 kilogram, begitu kata Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia pun membantah harga gas itu akan mengalami kenaikan. Keputusan jadi atau tidaknya pencabutan subsidi itu diputuskan lewat rapat terbatas (ratas).

Jokowi tak membantah subsidi gas melon akan dinaikkan dalam waktu dekat. Menurut dia, ratas gas elpiji akan memutuskan pencabutan subsidi, setelah mendapatkan berapa angka naiknya harga.

“Balum, sampai di ratas baru memutuskan setelah ada angka-angka,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah adanya pencabutan subsidi tabung gas elpiji 3 Kilogram. Subsidi ini akan tetap ada, hanya saja disalurkan langsung ke keluarga yang tidak mampu.

Walau demikian, pengalihan subsidi ini akan membuat harga gas 3 kg mengalami kenaikan. Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan subsidi untuk tabung gas elpiji masih akan diberikan. Hanya saja mekanismenya saja yang agak sedikit berbeda.

“Enggak dicabut, dikasih langsung ke masyarakat yang berhak atau tepat sasaran, hanya untuk orang miskin,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, tidak benar jika subsidi untuk tabung gas elpiji 3 kilogram dicabut. Sebab, pemerintah hanya mengalihkan mekanisme penyalurannya saja agar lebih tepat sasaran.

“Tidak benar. Jadi subsidi akan diarahkan ke penerima bukan komoditi,” ucapnya.

Menurut Agung, lewat mekanisme baru ini diharapkan subsidi gas elpiji bisa lebih tepat sasaran dibandingkan saat ini. Sebab, pemerintah langsung memberikan bantuan atau subsidi ke orang yang bersangkutan.

Selama ini, subsidi yang diberikan pemerintah hanya kepada komoditasnya saja. Hal ini menyebabkan siapa pun bisa membeli tabung gas elpiji 3 kilogram tersebut tanpa terkecuali.

“Jadi kalau misalnya yang miskin datanya dapat subsidi dikasih ke orang tersebut. Kalau komoditas kan semua bisa beli,” ucapnya.

sumber:wartaekonomi
banner 336x280