TANJUNG PINANG,lintasbarometer.com
Penjualan masker di Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), meningkat sekitar lima kali lipat setelah merebaknya Virus Corona asal Wuhan, Cina di sejumlah negara. Masyarakat juga menyiapkan masker, menyusul keputusan pemerintah untuk menempatkan WNI dari Cina di Pulau Natuna, Kepulauan Riau setelah dijemput.
“Untuk satu kotak masker isinya 50 lembar, kalau misalnya laku 50 kotak, berarti ada 2.500 lembar yang terjual setiap harinya,” kata Apoteker Apotek Kimia Farma Jalan Bintan, Zulia Farisanti di Tanjungpinang, Sabtu 1 Februari 2020.
Ia menjelaskan pembeli masker yang satu boxnya seharga Rp 40 ribu itu berasal dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat awam, instansi pemerintahan hingga aparat penegak hukum, seperti TNI dan Polri. “Ada yang beli buat pakai sendiri dan keluarga, ada pula untuk dibagi-bagikan kepada khalayak umum, seperti di jalan raya, pelabuhan, hingga bandara,” ujar Zulia.
Salah seorang pembeli, Andri, mengaku membeli masker buat mengantisipasi penyebaran virus corona di tengah-tengah masyarakat. “Meskipun di Tanjungpinang belum terinfeksi Corona, kita tetap perlu waspada, salah satunya melindungi diri dengan memakai masker,” tutur Andri.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana menyebut tingginya permintaan masker di Tanjungpinang dalam sepekan terakhir ini disebabkan warga sangat khawatir tertular virus corona.
Namun, Tjetjep mengimbau masyarakat tak perlu panik berlebihan, karena sampai saat ini virus mematikan itu tidak terdeteksi di Kepri, khususnya Tanjungpinang.
Dinas Kesehatan dan pihak terkait, kata dia, sudah siap dengan peralatan dan tenaga medis yang memadai guna menangani jika ditemukan adanya suspek virus corona. “Percaya saja pada pihak kesehatan, yang penting warga tetap jaga kesehatan dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun, termasuk mengenakan masker kalau keluar rumah,” tutur Tjetjep.
Pemerintah telah mengirimkan armada Batik Air untuk menjemput WNI yang berada di Wuhan Cina. Setelah dievakuasi, hari ini, Ahad 2 Februari 2020, rencananya WNI tersebut tiba di Batam. Selanjutnya, mereka akan diantar dengan pesawat TNI AU ke Natuna, Kepulauan Riau, untuk diobservasi selama masa inkubasi dua pekan.
( tempo/lbr)