Husni Tamrin Matangkan Diri Maju Cabup Pelalawan

Pelalawan, Politik13004 Dilihat
banner 468x60

PELALAWAN, lintasbarometer.com

banner 336x280

Diawal tahun tepatnya 1 Januari 2020, akan menjadi titik awal bagi seorang anak desa menuju pewujudan obsesi, cita-cita serta impian yang telah lama dirajut dan selalu bermain dalam fikiran maupun jiwa raganya sejak masih belia. Hati anak desa Sorek ini sudah mantap melangkah ke Pangkalan Kerinci menjadi orang nomor satu di Kabupaten Pelalawan.

Bismillahirrahmanirrahim. Di pagi yang cerah di awal tahun 2020 ini, saya memohon kepada Allah SWT untuk diberikan kemudahan dan kelancaran dalam melangkahkan kaki untuk mewujudkan keinginan saya menjadi pemimpin di Kabupaten Pelalawan. Saya juga memohon dukungan dari segenap lapisan masyarakat Pelalawan,” kata bakal calon Bupati Pelalawan, H Husni Tamrin,SH kepada media, Rabu (1/1/2020) pagi.

Melalui Pilkada, lewat pesta demokrasi serentak yang akan digelar pada 23 September 2020 nanti, H Husni Tamrin,SH, ingin mengabdikan sepenuhnya jiwa dan raga untuk tanah kelahirannya Kabupaten Pelalawan. Pria muda enerjik yang baru saja genap berusia 40 tahun pada 23 Desember 2019 lalu, menyebut inilah saat yang paling tepat untuk mewakafkan diri ke tanah kelahiran setelah lama malang melintang sebagai pengusaha dan anggota legislatif baik di Pelalawan maupun di Provinsi Riau.

Insha Allah, inilah ladang pengabdian saya berikutnya setelah belasan tahun menjadi wakil rakyat. Tak ada lagi yang ingin saya lakukan, selain mengabdi  sepenuhnya di kampung halaman, di tanah kelahiran,” tutur ayah lima anak, buah perkawinannya dengan perempuan yang sangat ia sayangi Hajjah Rohani.

Husni Tamrin sudah malang-melintang sebagai politisi dan Sarjana Hukum jebolan Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru ini dua periode menjadi anggota DPRD Pelalawan dan dua periode sebagai legislator DPRD Riau. Tahun lalu, ketika kembali dipercaya menjadi anggota DPRD Riau periode 2019-2024 sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat, Husni secara terus terang mengungkapkan kepada MataPers.com bahwa kini saat yang tepat untuk melangkah ke kursi eksekutif.

Meski harus melepas jabatan atau mundur sebagai anggota dewan yang begitu sulit diraih banyak orang? “Aturannya memang begitu, ya, kita harus siap dengan segala konsekuensinya,” jawab Husni Tamrin kala itu.

Menurut Husni, tidak ada yang perlu ditakutkan jika nanti ternyata impiannya untuk menjadi Bupati Pelalawan perode 2021-2026 tidak terwujud, sementara karir legislatifnya harus diakhiri karena tuntutan Undang-undang Pilkada.

Insha Allah saya sudah siap. Siap untuk menang dan siap untuk kalah dengan segala konsekuensinya. Itu sudah adatnya permainan. Namun saya percaya, tidak ada usaha dan upaya yang mengkhianati hasil,” tutur Ketua Partai Gerindra Pelalawan tersebut.

Mewujudkan keinginannya, tentu juga harapan para pendukungnya, Husni sudah siap segala-galanya. Termasuk kesiapan partai-partai politik yang akan jadi perahunya untuk bisa berlayar di Pilkada Pelalawan 2020. Selain parpol yang membesarkannya selama ini yakni Partai Gerindra, sejumlah partai lainnya seperti Demokrat, PKS, Hanura dan PPP,  juga diharapkan bakal ikut mengusung Husni Tamrin.

Untuk bisa berlayar di Pilkada 2020, Husni membutuhkan tujuh kursi dan empat di antaranya sudah dalam genggamannya, karena Gerindra memiliki 4 kursi di DPRD Pelalawan. Tinggal lagi, partai manakah di antara yang sudah dipinang, sepakat mengusung Ketua Asprov PSSI Riau tersebut. “Mudah-mudahan Januari ini soal perahu dan koalisi partai pengusung sudah ada titik terang,” harap Husni.

Anak Desa yang Ulet

Kendati berasal dari sebuah desa yang jauh di Nilo Sorek I, Husni dikenal sebagai pribadi yang ulet, tekun dan gigih. Dari kecil, anak sulung enam bersaudara pasangan H Tasman dan Hj Rukiah ini sudah terbiasa hidup disiplin dan tidak cengeng. Apalagi sang Ayah terkena sangat disiplin dan keras dalam mendidik anak-anaknya.

“Kehidupan masa itu ekonomi sangat seret, Orang tua buka kedai nasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,dari jualan warung inilah kami enam bersaudara bisa sekolah,” kenang Husni

Dari ketika masuk Sekolah Dasar, Husni kecil membantu orang tuanya berjualan. Habis sholat Subuh sudah membuka warung. Rutinitas ini yang selalu ia lakukan sampai tamat SMA pada tahun 1998.

“Jadi kalau ada yang lihat saya begitu cekatan dalam membuat nasi bungkus, itu karena saya belasan tahun melakoninya,” kata Husni suatu ketika kepada media ini saat mampir di sebuah rumah makan di Pangkalan Kerinci dan langsung menuju etalase untuk membuat nasi bungkus sendiri.

Soal disiplin yang diterapkan orang tuanya, kata Husni, tidak hanya sebatas soal kerja, akan tetapi masalah moral juga diterapkan sangat ketat. Didikan orang tua yang keras dan tegas membuat Husni Tamrin dan saudara-saudaranya semua berhasil.

“Di kampung kami praktis semua mengenal orang tua saya. Disiplin yang diajarkan orang tua sangat terasa. Dulu, pulang jam sembilan malam saja kita terpaksa tidur di luar.  Pagi jam lima sudah harus buka warung. Magrib kita diwajibkan mengaji, kalau tidak bakal kena rotan. Begitulah cara orang tua mendidik kami,” ujar Husni mengenang masa kecil dan remaja.

Baru selepas tamat SMA, Tamrin merantau ke Pangkalan Kerinci. Hidup keras sebagai aktifis lokal dilakoninya di Kerinci. Dia baru bisa memperoleh penghasilan tetap setelah kerja di perusahaan PT Linjago milik Oom nya. Kerjaan itu ia ambil setelah gagal masuk TNI dan Polri.

20 tahun lamanya bekerja di perusahaan. Bisnis yang ia jalani sebagai pemain kayu masa itu membuat ia berhasil. Menyandang prediket ‘aktifis kampung’, yang gigih memperjuangkan hak masyarakat, Tamrin tidak mengalami kesulitan mendapat pekerjaan (proyek) di perusahaan pulp terbesar di Asia Tenggara, RAPP.

Setelah ia menikah dan memiliki anak, kerjaan sebagai aktifis keras ditinggalkan. Pun begitu, orang-orang tetap menggapnya sebagai sosok yang tempramental.

“Tak masalah, karena memang saya dulu orangnya keras. Yang pasti, bukan berarti brutal. Saya tak pernah berurusan dengan hukum. Saya dikenal dan bisa menjadi seperti saat ini justru lewat aktifis kampung yang disematkan kepada saya,” tukas Husni

Konsep Pembangunan Pelalawan

Kembali ke cerita Pilkada, ini memang bukan kali pertama Husni Tamrin berjuang berebut kursi kepala daerah di Kabupaten Pelalawan. Tahun 2010 silam, Husni pernah menjadi calon wakil bupati dan berduet dengan Tengku Khalil Jaafar, meski saat itu mereka berdua belum berhasil meraih amanah masyarakat. “Saya banyak belajar dari pengalaman Pilkada saat itu. Berbagai kelemahan saat itu sudah kita evaluasi dan menjadi modal kekuatan untuk Pilkada 2020 ini,” ujar Husni.

Lalu, apa yang melandasi Husni Tamrin tertantang untuk memperebutkan kursi bupati Pelalawan? Tak lebih untuk menjadikan Kabupaten Pelalawan lebih maju dan berkembang lagi.

“Semua calon tentu punya misi menjadikan Pelalawan lebih baik dari sekarang. Menurut saya pemimpin sekarang sudah baik, tinggal kita bagaimana menutupi kekurangannya saja lagi. Misal, kelemahan itu ada di infrastruktur, maka ini yang akan diperbaiki. Dan mana yang sudah bagus, ini akan kira lanjutkan dan bahkan ditingkatkan lagi,” paparnya.

Suami Hj Rohani ini menambahkan jika nanti diberi kepercayaan memimpin Pelalawan, Ia sudah siapkan konsep pembangunan dengan sasaran program meningkatkan infrastruktur, jalan, jembatan, jalan Desa, (semenisasi), pembangunan rumah sehat, peningkatan ekonomi rakyat, pendidikan dan kesehatan.

“Insya Allah, jika diberi kepercayaan,  saya sudah menyiapkan konsep pembangunan yang langsung menyentuh masyarakat seperti meningkatkan infrastruktur, jalan, jembatan, jalan Desa, (semenisasi), pembangunan rumah sehat, peningkatan ekonomi rakyat, pendidikan dan kesehatan. Semua program ini tentunya akan bermuara pada kesejahteraan rakyat Pelalawan,” pungkas anak desa Sorek ini. (Fadly/rls)

banner 336x280