JAKARTA, lintasbarometer.com
Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar, menyebut Partai Amanat Nasional (PAN) akan tersandera oleh kekuasaan. Awalnya, Musni Umar mengaku sangat kecewa melihat proses pembentukan OC dan SC kongres hingga pelaksanaan kongres PAN yang berlangsung ricuh di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Pria kelahiran Kendari itu membeberkan lima alasan kekecewaannya terhadap proses dan pelaksanaan kongres PAN. Pertama, PAN sebagai partai reformasi tidak lagi menjadi partai terdepan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Salah satu tujuan tokoh reformasi, Amien Rais, mendirikan PAN adalah melawan KKN.
“Saat ini diduga PAN telah dijadikan tempat berlindung oleh mereka yang patut diduga terlibat dalam korupsi ketika memegang kekuasan,” kata Musni dikutip tulisannya ‘PAN, Amien Rais dan Runtuhnya Citra Hadapi Pemilu 2024’, Ahad (15/2).
Kedua, kongres PAN di Kendari yang berlangsung ricuh merusak citra PAN. Dia mengatakan, jejak digital keributan PAN dalam kongres akan terus diputar oleh lawan politik untuk menghancurkan citra PAN. Padahal, bagi partai politik, citra sangat penting dan menentukan.
“Produk yang sangat penting bagi partai politik adalah citra baik. Kalau citranya rusak, partai politik akan hancur karena tidak ada yang memilih dalam pemilu,” kata dia.
Ketiga, Musni Umar mengendus terjadi praktik politik uang dalam Kongres PAN di Kendari. Ia mengaku mendapat informasi jika satu suara dalam kongres PAN dihargai Rp350 juta. Namun, ia mengaku tidak mempercayai informasi tersebut karena PAN adalah partai reformasi yang didirikan untuk melawan korupsi.
“Saya yakin info ini tidak benar. Tugas KPK, Polisi dan Jaksa untuk memastikan ada tidaknya politik uang dalam kongres PAN di Kota Kendari,” kata dia.
Keempat, Musni Umar menyebut ada intervensi kekuasaan dalam Kongres PAN. Pernyataan ketua umum terpilih, Zulkifli Hasan, yang berterima kepada Presiden Jokowi mengkonfirmasi bahwa penguasaan melakukan intervensi.
“Sebagai sopan santun pantas Pak Zul mengucapkan terima kasih ke Pak Jokowi,” kata dia.
Kelima, Musni Umar menilai PAN akan tersandera. Zulhas sebagai ketum PAN bahkan sudah tiga kali dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Terakhir, Mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2009-2014 itu memenuhi panggilan KPK pada Jumat (14/2).
“Dampak dari itu (pemanggilan Zulhas), PAN akan kehilangan trust (kepercayaan) dari publik sebagai partai reformasi dan kadernya akan gamang dalam mengkritik korupsi yang masih merajalela di negeri ini,” kata Musni Umar. (Lbr/jas)
sumber : Indonesia Inside