JAKARTA, lintasbarometer.com
Demi menekan dampak pandemi COVID-19 yang turut menghantam perekonomian masyarakat, pemerintah memutuskan untuk memberikan keringanan biaya listrik selama 3 bulan. Sebanyak 24 juta pelanggan rumah tangga 450 Volt Ampere (VA) mendapat listrik gratis dan pelanggan 900 VA bersubsidi mendapat diskon 50 persen.
Namun, tidak semua lapisan masyarakat bisa menikmati stimulus dari pemerintah tersebut. Contohnya pelanggan 900 VA nonsubsidi serta pelanggan 1.300 VA tak masuk dalam kategori penerima keringanan biaya listrik. Padahal tak menutup kemungkinan kelompok pelanggan tersebut juga terdampak pandemi sehingga kesulitan bayar tagihan listrik.
Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade pun mengusulkan agar pelanggan listrik 900 VA nonsubsidi dan 1.300 VA juga mendapat diskon tarif listrik. Menurut hitungannya, pemberian diskon 50 persen untuk pelanggan 900 VA nonsubsidi dan diskon 25 persen untuk pelanggan 1.300 VA hanya membutuhkan tambahan subsidi Rp 5 triliun.
“PLN kalau bisa pelanggan 900 VA nonsubsidi dikasih diskon 50 persen, dan 1.300 VA diskon 25 persen. Paling hanya tambahan 5 triliun, pemerintah udah siapkan (anggaran untuk penanganan corona) Rp 405 triliun,” kata Andre dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4). Menanggapi hal itu, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan pihaknya memahami kondisi tersebut. Zulkifli mengakui diskon belum bisa diberikan pada pelanggan 900 VA nonsubsidi serta pelanggan 1.300 VA karena PLN belum punya data pasti soal pelanggan mana yang kesulitan bayar.
“Kami paham, dengan COVID-19 yang akan berjalan panjang ini 900 VA nonsubsidi dan 1.300 VA memang akan mulai kesulitan bayar listrik. Tapi kami belum ada datanya. Kami baru akan data pada 20 April besok,” ungkap Zulkifli. Menurut Zulkifli, pihaknya akan melakukan monitoring sebab 20 April merupakan jatuh tempo pembayaran listrik. Dari situ, PLN akan bisa melihat pelanggan mana yang mengalami kesulitan bayar. “Jadi 20 April baru kita akan tahu, dari dua golongan itu, berapa orang yang betul-betul terdampak dan sulit bayarnya, Setelah 20 april nanti,” sambungnya.
Berdasarkan data PLN, pelanggan 900 VA bersubsidi berjumlah 7,3 juta pelanggan. Sedangkan untuk pelanggan 900 VA nonsubsidi terdapat sekitar 22,7 juta pelanggan. Lalu untuk 1.300 VA tercatat ada sekitar 11 juta pelanggan.
Zulkifli tak menampik bahwa pelanggan 900 VA nonsubsidi juga termasuk pelanggan yang rentan kesulitan membayar di tengah pandemi ini. Sebanyak 22 juta pelanggan tersebut, jika dirata-rata, besaran tagihan listrik tiap bulan yang harus dibayar adalah Rp 190.000 per pelanggan.