Polisi Dalami Kasus Penemuan Lima Kerangka Gajah Sumatra

Daerah, Hukum Kriminal14416 Dilihat
banner 468x60

ACEH, lintasbarometer.com

banner 336x280

Tulang belulang Gajah Sumatra ditemukan di area perkebunan kelapa sawit milik warga di kawasan Gampong Tuwi Pria, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh. Tak hanya satu ekor, dari temuan tulang belulang di sejumlah titik tersebut, diperkirakan jumlahnya mencapai lima ekor.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh pertama kali mendapatkan informasi tersebut dari masyarakat, pada Rabu (1/1). Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dengan terjun ke lokasi yang dimaksud bersama anggota Conservation Respon Unit (CRU) Sampoiniet, Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Wilayah Sumatra, serta ditunjang personel kekuatan Polres Aceh Jaya.

Hasil pencarian selama, dua hari, Rabu (1/1) dan Kamis (2/1), terkumpul setidaknya ada lima ekor tulang belulang gajah yang didapatkan tim. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan satwa dilindungi tersebut mati.

Mencari kepastian informasi bagaimana perkembangannya, mencoba menghubungi Polres Aceh Jaya, selaku pihak yang menanganinya kasus kematian gajah tersebut.

1.Ditemukan di 6 titik berbeda di kawasan yang sama

Kasat Reskrim Polres Aceh Jaya, Inspektur Polisi Satu Bima Nugraha Putra mengatakan usai mendapatkan laporan dari masyarakat, tim gabungan dari BKSDA, CRU, dan Gakkum, ke lokasi yang dimaksud.

Di area perkebunan itu, tim menemukan tulang belulang dari dua ekor gajah di dua titik berbeda, pada Rabu. Masing-masing penemuan jaraknya terpaut lebih kurang 50 meter antara satu dengan yang lain. Keesokan harinya, tepatnya, Kamis, tim kembali menemukan kerangka 3 ekor gajah lainnya, di kawasan yang sama, namun di lokasi berbeda pula.

“Turun ke lokasi dan mencari informasi yang disampaikan masyarakat. Kemudian kita dapat tulang belulang gajah yang disampaikan tersebut. Temuan lokasi jarak antara titik satu dengan lainnya, 50 sampai 100 meter,” kata Bima saat dikonfirmasi, Sabtu (4/1).

2.Kerangka gajah sudah tidak lengkap lagi, termasuk gadingnya

Temuan tulang belulang gajah selama dua hari itu pun coba disusun. Hasilnya didapatkan bahwa dari lima ekor, empat ekor tulang belulang masih utuh dan satu ekor tulang belulang sudah tidak lagi lengkap dan hanya tersisa rahang bawah tanpa tengkorak kepala utuh.

Meski belum diketahui secara pasti apakah semua tulang belulang tersebut merupakan kerangka dari gajah yang memiliki gading, namun Bima menyampaikan jika dalam temuan tidak tampak adanya ditemukan gading.

“Kemarin berdasarkan keterangan dari dokter BKSDA dikatakan memang gadingnya sudah tidak ada lagi. Kalau kelima kerangka tidak ada, cuma belum bisa kita katakan karena belum bisa dipastikan lima kerang itu ada gading. Karena kita tidak mengetahui mana gajah betina dan mana gajah jantan. Kalau gajah betina dia tidak ada gadingnya dia,” jelas Kasat Reskrim Polres Aceh Jaya itu.

3.Belum diketahui penyebab kematian namun diduga akibat aliran listrik dari pagar kebun sawit

Kerangka Gajah Sumatra yang ditemukan di Aceh Jaya (Dok. BKSDA Aceh)

Pihak kepolisian belum bisa memastikan apa penyebab kematian dari lima ekor Gajah Sumatra yang ditemukan tinggal tulang belulang di kawasan perkebunan sawit milik warga tersebut. Namun, dugaan sementara, satwa yang dilindungi dan terbilang langka itu mati karena tersengat arus listrik.

“Masih perkiraan kita, karena melihat di lokasi ada jerat listrik, perkiraan kira sementara mati karena jerat listrik. Cuma untuk kepastiannya, kita masih menuggu proses uji lab,” ujar Bima.

Sebelumnya, mendapatkan informasi dari BKSDA Aceh bahwa di sekitar lokasi penemuan tulang belulang gajah, ditemukan adanya pagar listrik yang dipasang pada perkebunan sawit.

4.Telah mengantongi sejumlah nama pemilik kebun

Kasat Reskrim Polres Aceh Jaya menyampaikan, pihaknya telah mengantongi sejumlah nama selaku pemilik kebun yang melingkari kebunnya dengan pagar beraliran listrik. Polisi akan melakukan pemanggilan terhadap nama-nama yang telah dikantongi tersebut untuk diperiksa sebagai saksi.

“Untuk pemilik kebun, sebagian sudah kita data dan memiliki nama-namanya, rencana nanti akan kita kirim surat untuk kita panggil sebagai saksi terlebih dahulu,” ungkap Bima.

5.Polisi masih melakukan penyelidikan

Kerangka Gajah Sumatra yang ditemukan di Aceh Jaya (Dok. Polres Aceh Jaya)

Kasus kematian Gajah Sumatra saat ini masih dalam penanganan pihak Polres Aceh Jaya. Usai mendatangi lokasi penemuan tulang belulang lima ekor gajah tersebut, telah dikumpulkan sejumlah barang bukti. Termasuk, akan memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.

Kematian akibat tersengat listrik, masih jadi dugaan sementara. Kepastian kematian dikatakan Bima, masih menunggu hasil lab yang dilakukan oleh tim dokter dari BKSDA Aceh.

“Untuk itu masih proses lidik dan kita lagi bekerja sama dengan BKSDA untuk menunggu proses lab juga, jadi nanti hasil labnya apa dan kita bisa lidiknya ke arah mana nanti. Berdasarkan hasil keterangan dokter (kematian gajah) diperkirakan sudah satu bulan atau dua bulan.”

6.Gajah Sumatra harus dilindungi

Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu jenis hewan yang dilindungi di Indonesia, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi.

Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatra ini berstatus Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar.

Menanggapi kasus tersebut, Kepala BKSDA Aceh, Agus Aryanto, mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menertibkan pagar-pagar listrik yang digunakan untuk melindungi kebun. Sebab arus listrik bertegangan tinggi bukannya menimbulkan efek kejut, namun juga kematian. Tidak hanya satwa liar namun juga manusia.

“Ini merupakan awal tahun yang menyedihkan bagi kita. Semoga kedepannya tidak terjadi lagi. Mari bersama-sama kita tumbuhkan rasa mencintai terhadap satwa liar yang ada karena mereka juga makhluk hidup yang butuh hidup di muka bumi ini,” ujarnya. (*)

 

sumber : IDNtimes

banner 336x280