Novel Baswedan Mengaku Tak Kenal dengan 2 Tersangka Penyiram Air Keras

banner 468x60

JAKARTA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengaku tidak kenal dengan dua tersangka penyiram air keras yang kini ditahan oleh Polda Metro Jaya. Kedua tersangka yang berinisial RM dan RB disebut oleh Polri merupakan personel kepolisian yang aktif.

Mereka diketahui bertugas di Brimob Kelapa Dua, Depok. Untuk kali pertama wajah kedua tersangka ditunjukkan ke publik pada Sabtu (28/12). Mereka baru menyelesaikan pemeriksaan di Bareskrim Polda Metro Jaya.

RM dan RB keluar dengan kedua tangan diikat dan mengenakan seragam berwarna oranye pertanda resmi menjadi tahanan kepolisian. Keduanya kemudian diboyong menuju ke Bareskrim Mabes Polri dengan menggunakan mobil tahanan. Namun, salah satu tahanan berinisial RB sempat berteriak dengan lantang bahwa ia tak suka dengan penyidik yang dulunya berasal dari institusi kepolisian tersebut.

“Tolong dicatat, saya gak suka sama Novel karena dia pengkhianat!” ujar RB kepada media pada Sabtu siang kemarin.

Pernyataan itu seolah mengonfirmasi kalimat Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane yang menyebut motif kedua tersangka menyiram air keras ke Novel karena dendam. Padahal, pihak kepolisian belum resmi menyebut apa motif kedua pelaku.

Lalu, apa komentar Novel mengenai hal itu?

“Jadi, apalagi kalau dibilang ada dendam pribadi, memang saya punya utang apa? Saya pikir mungkin kalau lebih baik kalau saya ketemu orangnya,” tutur Novel ketika dikonfirmasi pada Sabtu kemarin.

Kemudian, apakah Novel yakin RM dan RB adalah pelaku lapangan yang sesungguhnya?

1. Novel tak kenal kedua tersangka sehingga tak yakin mereka menyerang karena dendam pribadi

Novel mengaku tak kenal dengan dua tersangka. Maka ia tak yakin bila keduanya menyiramnya dengan air keras karena memiliki dendam pribadi. Ia juga mempertanyakan maksud kata ‘pengkhianat’ yang dialamatkan ke dirinya.

“Saya kenal dengan banyak anggota brimob, TNI dan saya yakin rasanya mereka gak mungkin melakukan hal seperti itu. Kalau dibilang dendam, itu dendam pribadi dia, apa dendam atasannya?” tanya Novel ke media.

Lebih lanjut ia enggan mengomentari penetapan dua tersangka kasusnya. Ia akan menunggu bagaimana kelanjutan dari proses hukum yang kini bergulir. Novel pun menghormati proses hukum yang dilakukan oleh Polri.

2. Polri memberikan pendampingan kuasa hukum bagi dua tersangka

Karopenmas Mabes Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono mengatakan kendati dua polisi aktif itu menjadi tersangka, namun Mabes turut memberikan mereka pendampingan hukum.

“Sejak Jumat siang keduanya (RM dan RB) telah diperiksa secara intensif sebagai tersangka dan ada pendampingan hukum dari Mabes Polri,” kata Argo pada Jumat kemarin di Polda Metro Jaya.

Ia mengimbau masyarakat agar bersabar dan memberikan waktu kepada pihak kepolisian untuk bekerja serta mengungkap kasus ini. Polisi, kata Argo, juga belum bisa mengungkap semua perkara ke publik karena saat ini proses penyelidikan yang bergulir masih di tahap awal.

Ia pun berjanji pihak kepolisian akan membeberkan ke publik semua motif pelaku hingga keduanya menyiram air keras ke wajah Novel.

3. Pembagian peran ketika aksi penyerangan dilakukan ke Novel Baswedan

Argo mengatakan kedua tersangka memiliki peran yang berbeda ketika melakukan teror terhadap Novel pada 2017 lalu. Salah satu tersangka, kata Argo, menyetir sepeda motor. Sedangkan, satu tersangka lainnya memegang cangkir dan disiramkan ke wajah Novel.

“Perannya ada yang nyupir ada yang nyiram. Yang menyiram (air keras) berinisial RB,” kata Argo saat ditemui media di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada Sabtu kemarin.

4. Publik meragukan dua tersangka adalah pelaku yang sesungguhnya

Kendati dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka, namun publik tak begitu saja langsung puas. Mereka kemudian membandingkan wajah kedua tersangka dengan sketsa terduga pelaku yang pernah diumumkan ke publik pada 2017 lalu. Sketsa itu disampaikan ke publik oleh mantan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan mantan Kapolda Metro Jaya, Tito Karnavian.

Mereka meragukan kesamaan dua wajah tersangka dengan sketsa terduga pelaku. Karopenmas Mabes Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono mengatakan sketsa tersebut dibuat berdasarkan pengakuan saksi yang menyaksikan terduga pelaku sebelum beraksi menyiram air keras.

“Lho, itu kan berdasarkan keterangan satu saksi. Makanya kami gambarkan sketsanya begitu,” ujar Argo di Polda Metro Jaya.

Namun, ia tak menjelaskan mengapa tidak ada dari dua pelaku yang wajahnya mirip dengan sketsa yang sudah pernah disebar ke publik tersebut. Keraguan juga disampaikan oleh salah satu kuasa hukum Novel, Saor Siagian.

Kepada ia mengatakan ada banyak perbedaan wajah pelaku bila dibandingkan ke sketsa.

“Kan bisa dilihat itu banyak sekali ketidaksesuaiannya,” tutur dia melalui pesan pendek pada Sabtu kemarin.

5. LPSK meminta agar Polri menjaga keselamatan dua tersangka

Sementara, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) berharap Polri memberikan jaminan keselamatan kepada dua tersangka yang wajahnya sudah diungkap ke publik. Perlindungan keselamatan juga sebaiknya diberikan kepada keluarga kedua tersangka.

“LPSK menaruh perhatian besar terhadap keselamatan kedua pelaku dan keluarganya,” ujar Ketua LPSK, Hasto Suroyo melalui keterangan tertulis dan dikutip dari kantor berita Antara pada Sabtu kemarin.

LPSK juga mendorong agar pihak kepolisian mengungkap kasus teror tersebut hingga ke aktor intelektual. Hasto berpendapat aktor intelektual ini lah yang sesungguhnya memiliki motif untuk menyiram air keras ke Novel.

“Apalagi sedang ramai pemberitaan di media massa perihal keterlibatan sosok kuat yang diduga terlibat merencanakan penyerangan kepada Novel Baswedan,” kata dia lagi.

Apabila memang pelaku utamanya adalah orang yang berpengaruh maka ancaman terhadap kedua pelaku dan keluarganya semakin besar. (*)

 

sumber : IDNtimes

 

banner 336x280