SERGAI, lintasbarometer.com
Menurut salah seorang penggiat ekonomi di kabupaten Bengkalis, yang bergerak dibidang kerajinan tangan anyaman bambu dan rotan, Suhaida kepada lintasbarometer.com Minggu (29/12/2019) mengatakan Persoalan BUMDes menjadi topik menarik untuk dibahas terlebih diperoleh dari dana APBDaerah sehingga diharapkan dapat memaksimalkan dalam pengelolaan kekuangan untuk peningkatan desa”ucapnya.
Di Riau khususnya Kabupaten Bengkalis seharusnya dapat mencontoh keberhasilan Pemkap Sergai yang kini telah menerapkan beberapa desa sebagai percontohan dalam pemanfaatan BUMDes demi tercipatanya kesejahteraan masyarakat pedesaan itu sendiri.
Seperti yang dikutip dari laman website BeritaAnda.Net dengan judul “Beberapa Desa di Sergai Mulai Terapkan BUMDes Mart” tanggal 26 Desember 2019 dimana beberapa desa di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) pada penghujung tahun 2019 membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak di Bidang Unit Usaha Perdagangan dengan konsep pasar modern BUMDes Mart.
Seperti yang dilakukan di Kecamatan Dolok Merawan, serta BUMDes Mart Bersaudara di Desa Sarang Ginting Dolok Masihul, dan BUMDes Mart Tanah Raja mandiri di Desa Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah. Sedangkan di Kecamatan Pegajahan, Bumdes Mart Berkah di Desa Jatimulyo.
Pantauan awak media, Rabu (25/12/2018), bahwa pengembangan pasar modern dengan konsep waralaba serta bekerjasama dengan pihak ketiga ini bisa membuka ruang kemitraan dalam pengelolaan toko usaha desa yang dilakukan oleh para pengelola BUMDes. Karena mereka menyediakan kebutuhan pokok masyarakat seperti sembako dan lainnya, maka dari itulah yang membuat toko sebagai sebuah usaha, memiliki daya tahan yang sangat baik dibanding usaha lain.
Bumdes Mart butuh captive market alias segmen yang jelas, alias kelompok orang yang dibidik sebagai para calon pembeli itu bakal lebih mudah didapatkan jika mereka berada di satu area yang mudah menjangkau minimarket tersebut.
Dan jangan heran jika jaringan minimarket yang berhasil umumnya karena berada di tempat yang gampang dijangkau dan memiliki bangunan yang mempunyai akses, baik di luar maupun dalamnya, termasuk dilengkapi fasilitas alat penyejuk (AC). Serta adanya relasi dengan konsumen dan perlunya kolektifitas bersama.
Inilah yang membuat minimarket milik BUMDes memiliki keunggulan yang tak akan bisa disaingi perusahaan swasta, karena BUMDes Mart adalah milik warga desa dan bukan milik perseorangan, kepemilikan bersama adalah sebuah modal sosial yang menjadi potensi awal BUMDes Mart. (Jas)