Tersingkir Dari Hanura, Wiranto Diseret Ke Ranah Hukum

Nasional, Politik12282 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Partai Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) kubu Oesman Sapta Odang mengancam akan menyeret Eks Ketua Umum Wiranto ke ranah hukum. OSO cs mengklaim saat ini tidak boleh ada yang mengklaim sebagai pengurus yang sah, termasuk Wiranto.

Pendiri Hanura kubu OSO, Yus Usman merujuk pada putus Mahkamah Agung (MA) Nomor: 194K/Tun/2019 Tanggal 13 Mei 2019 tentang penolakan permohonan kasasi yang diwakili kubu Hanura Daryatmo dan Suding.

“Dengan adanya amar putusan MA tentang penolakan kasasi, kan tidak boleh lagi ada yang mengaku-ngaku Hanura, karena jelas Hanura berdasarkan putusan MA adalah yang legal DPP di bawah kepemimpinan Pak OSO dan Herry Lontung, kalau ada yang ngaku-ngaku Hanura lain itu berarti kan melawan hukum,” kata Yus Usman di City Tower, Jakarta Pusat, (23/12/2019).

Yus juga mengklaim bahwa legalitas dari pemerintah saat ini hanya dimiliki oleh Hanura kubu OSO, sehingga apabila ada yang mengaku sebagai bagian dari Hanura maka sifatnya ilegal.

“Yang mendapat legalitas dari Pemerintah adalah DPP Hanura di bawah kepemimpinan Ketum Oesman Sapta Odang dan Sekjen Herry Lontung Siregar. Sehingga kalau ada yang masih mengaku ngaku DPP lain, adalah ilegal,” sambung dia.

Yus Usman menambahkan, Musyawarah Nasional III yang diselenggarakan DPP Hanura di bawah kepemimpinan Ketua Umum OSO dan Herry Lontung telah dilaksanakan sesuai ketentuan undang-undang partai politik yang berlaku sesuai AD/ART. Serta telah mendapat pengesahan Kementerian Hukum dan HAM.

“Sehingga semua keputusan-keputusan Musyawarah Nasional III Partai Hanura sah dan mengikat,” tandasnya.

Sebelumnya, Wiranto memberikan keterangan bahwa dirinya merupakan orang yang telah merekayasa OSO terpilih aklamasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (munaslub) pada 2016 lalu.

Saat itu Wiranto ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

“Kami mengundang saudara OSO untuk menjadi salah satu calon yang mengganti saya. Lalu, saya merekayasa agar beliau terpilih secara aklamasi, maka jadilah dia ketum terpilih,” kata Wiranto saat jumpa pers di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2019. (*)

 

sumber : sumbermedia

banner 336x280