Jokowi Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Minus di Kisaran 3 Persen

Nasional4851 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Presiden Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 minus di kisaran 3 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi ini baru akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (5/11) mendatang.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi RI yang disebut Jokowi tersebut lebih buruk dari proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi minus 1,0 persen hingga minus 2,9 persen di kuartal III 2020.

“Kita tahu kemarin, di triwulan II pertumbuhan ekonomi kita di angka minus 5,32 (persen). Di kuartal ketiga ini, kita juga mungkin sehari, dua hari, tiga hari ini akan diumumkan oleh BPS, kita juga masih berada di angka minus, perkiraan kita di minus 3 (persen) naik sedikit,” ujar Jokowi dalam Sidang Kabinet di Istana Negara, Senin (2/11).

Konsumsi rumah tangga sebagai penyokong utama ekonomi domestik, diperkirakan Jokowi masih minus 4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya di kuartal II, konsumsi rumah tangga minus 5,51 persen dari PDB.

“Saya mendapatkan angka bahwa di konsumsi rumah tangga ini masih berada pada angka minus, kurang lebih minus 4 (persen). Sehingga menjadi kewajiban kita semuanya untuk memperkuat demand, sehingga konsumsi ini akan menjadi lebih baik,” jelasnya.

Untuk investasi, Jokowi memproyeksi minus 6 persen di kuartal III. Sebelumnya di kuartal II, laju Pembentukan Modal Tetap Bruto ini minus 8,6 persen dari PDB.

“Saya sebenarnya sudah mewanti-wanti pada Kepala BKPM dan Menko Marves agar paling tidak di kuartal ketiga ini bisa di bawah minus 5 persen, tapi ternyata belum bisa. Oleh sebab itu, dikejar di kuartal IV dan kuartal I bulan Januari, Februari, Maret, sudah mulai bergerak lagi,” kata Presiden.

Jokowi pun menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara lain yang ekonominya terkontraksi hingga dua digit. Namun demikian, ia tetap mengingatkan seluruh jajaran menteri untuk mendorong realisasi belanja di kuartal terakhir tahun ini.

Sehingga ia berharap perekonomian di kuartal IV ini bisa mencapai titik positif. Belanja pemerintah harus terus didorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.“Sehingga, kembali lagi saya sampaikan kuartal keempat ini sangat penting sekali agar bisa perbaiki lagi, syukur bisa masuk ke positif, sehingga belanja, spending, harus menjadi kejar-kejaran kita semuanya,” tegasnya.Salah satu upaya mendorong belanja pemerintah itu, lanjut Jokowi, yakni mulai mendesain belanja di kuartal I 2021 dari saat ini. Misalnya proses lelang.“Begitu Bapak Ibu terima DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran), itu sudah harus bisa ada lelang. Sehingga diharapkan Januari, Februari, Maret tidak stuck, setelah kuartal keempat langsung drop. Kita harapkan di kuartal pertama ada ungkitan untuk naik,” tambahnya. (Kumparan)
banner 336x280