Begini Kinerja Kajati Sumatera Barat yang Kena Mutasi Kejaksaan Agung

Nasional8896 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Jaksa Agung ST Burhanuddin mengganti Amran dari jabatannya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat (Sumbar) melalui Keputusan Nomor: 172 Tahun 2020 tertanggal 19 Agustus 2020. “Memang benar, alasannya didasarkan atas kebutuhan organisasi dan penilaian Pejabat Pembina Kepegawaian,” kata Kepala Pusat Penerangan Kejaksaan Agung RI, Hari Setiyono, Kamis malam, 20 Agustus 2020.

Ia mengatakan mutasi tersebut dalam rangka pola karir diagonal sesuai Peraturan Kejaksaan RI Nomor 11 tahun 2019 tentang Manajemen Karir Pegawai Kejaksaan RI. Usai dicopot dari jabatan Kajati Sumbar, Amran ditarik menjadi Jaksa Fungsional di Badan Diklat Kejaksaan RI.

Namun demikian, pengganti Amran belum diketahui sehingga jabatan Kajati Sumbar diisi oleh Wakil Kajati Yusron sebagai pelaksana tugas (Plt). Selain Amran, Keputusan Nomor: 172 Tahun 2020 tersebut juga mencopot Kepala Kejaksaan Tinggi Papua Barat.

Dengan adanya mutasi itu, masa tugas Amran sebagai Kajati Sumbar tak sampai hitungan setahun. Amran dilantik sebagai Kajati Sumbar pada Jumat, 27 Desember 2020 oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin. Ia menggantikan pejabat lama Priyanto dan serah terima jabatan dilakukan di Kantor Kejati Sumbar pada Senin 30 Desember 2019.

Putra daerah Riau itu sebelum menjadi Kajati Sumbar menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan pada Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan Kejaksaan Agung RI. Di masa Amran, Kejati Sumbar telah melakukan sejumlah inovasi pelayanan dan pembenahan yang bertujuan untuk meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).

Beberapa di antaranya adalah program Jaksa Masuk Mal dan pelayanan drive thru PTSP sebagai layanan bagi masyarakat yang mengurus keperluan di Kejati Sumbar. Kemudian ada program E-DATUN sebagai sarana dalam jaringan (online) untuk memberikan pelayanan hukum gratis kepada masyarakat, khususnya bidang Keperdataan dan Tata Usaha Negara (Datun).

Lalu ada program Sistem antisipasi intelijen tanggap (E-SANTIANG), dan SILABINA NEXT G. Kejati Sumbar juga menangani sejumlah kasus korupsi, salah satunya adalah menetapkan tersangka kasus dugaan penyelewengan dana infak Masjid Raya Sumbar yang sempat menjadi perhatian masyarakat.

 

 

 

 

 

sumber: Tempo

banner 336x280