ROHUL, lintasbarometer.com
Seorang warga desa Lubuk Soting kecamatan Tambusai ditetapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasa (PDP) virus covid-19 oleh rumah sakit Awal Bross Ujung Batu tanpa menggunakan hasil tes yang akurat dan meninggal dunia di RSUD Awal Bros Ujung Batu kecamatan Ujung Batu kabupaten Rokan Hulu Riau, Minggu (26/04/2020).
Almarhum tang berinisial inisial HT tersebut, menurut keterangan dari pihak ahli waris ketika dikonfirmasi oleh media Lintas Barometer.com, Minggu (26/4/2020) mengatakan bahwa almarhum HT (orangtua) ahli waris adalah menderita penyakit jantung yang sudah lama dideritanya bahkan hingga bertahun-tahun.
“Ya, almarhum sebenarnya sudah beberapa tahun terakhir mengeluh sakit jantung, akan tetapi teparnya pada hari Selasa (21/04/2020) kemaren, keadaan korban semakin bertambah parah sehingga kami keluarga sepakat untuk membawa almarhum kerumah sakit awal Bros pekan baru, namun dikarenakan kota pekan baru sudah tetapkan sebagai zona merah dan diberlakukannya PSBB oleh pemerintah provinsi Riau, sehingga kami membawa almarhum berobat di rumah sakit awal Bros Ujung Batu”papar ahliwaris.
Mujur tak dapat diraih malang tak dapat ditolak almarhum HT menghembuskan nafas terakhirnya di RS Awal Bros Ujung Batu dan di vonis oleh dokter yang bertugas menangani almarhum bahwa status Pasien Dalam Pemantauan (PDP) Covid-19.
Na’as nian nasib almarhum HT, beliau divonis tanpa ada hasil Tess yang positif, tanpa ada hasil rapid tes bapak saya langsung divonis sebagai pasien PDP” sambungnya.
Yang lebih anehnya lagi, setelah pihak RS Awal Bros Ujung Batu menyatakan almarhum sebagai PDP, langsung diantar ke rumah duka dengan dibebankan biaya kepada keluarga korban sebesar Rp.8.500.000, serau kami pak, jika pasien dinyatakan positif PDP bukankah segala biaya dan pemakamannya ditanggung oleh pihak RS? tanya keluarga korban kepada awak media yang hadir saat wawancara.
Bahkan almarhun diantar langsung oleh tenaga medis lengkap dengan seragam APD sesuai protokoler kesehatan meski alat APD itu dari lima APD yang digunakan RS awal bross hanya punya satu untung saja pendamping dari puskesmas desa punya stock di ambulannya.
Sayangnya jenazah almarhum diserahkan kepada keluarga tanpa protokoler kesehatan dalam melaksanakan pardhu kipayahnya,
Apakah begini protokoler kesehatan penanganan pasien covid-19 di kabupaten Rokan hulu..? Kembali tanya keluarga korban seraya meninggi.
Apakah RSU Awal Bros tidak punya tim yang di pandu oleh Dinas kesehatan kabupaten Rokan Hulu, ataukah memang tim Gugus tugas covid-19 kabupaten Rokan hulu tidak tahu sama sekali..? Lanjut tanya keluarga korban.
Ditempat terpisah juru bicara gugus tugas covid-19 kabupaten Rokan Hulu Drs.H.Yusmar Yusuf M.Si saat dikonfirmasi, mengatakan tidak tahu sama sekali tentang hal itu” Ya kami tidak pernah mendapat laporan dari RSU Awal Bros Ujung Batu, katanya.
Tambahnya ,RSU Awal Bros Ujung Batu kecamatan Ujung Batu kabupaten Rokan Hulu itu memang selama ini tidak pernah memberikan laporan tentang penanganan covid-19, tuturnya.
RSU Awal Bros Ujung Batu kecamatan Ujung Batu kabupaten Rokan Hulu mereka langsung memberikan laporan kepada provinsi Riau, kilahnya.
Dilain tempat anggita DPRD Rohul, Budiman Lubis sangat menyayangkan kejadian ini karna pemerintah tidak tanggung tanggung dalam mengeluarkan anggaran demi terciptanya rasa aman dan nyaman ditengah tengah mewabahnya virus covid -19 ini, saya berharap supaya pemerintah daerah memberikan teguran ke menejemen RS yang ceroboh seperti itu karna almarhum sudah sudah di isolaai sejak hari Selasa pekan lalu tanpa kepastian dari pihak rumah sakit, “pungkas Budiman.
Lanjut Budiman, Padahal langkah pertama rapidtes pasien sebagai gejala awal menandakan ada virus dan diambil sample beberapa keluarga pasien supaya hasil akurat “kok segampang itu pasien dikatakan PDP, “Okey, Persoalan PDP tidak menjadi masalah karna kita mengerti dengan penularan penyakit tersebut tetapi ada protapnya prosedurnya pasien di isolasi harus diberi kepastian biar psikisnya tidak terbebani dan menambah penyakit buat pasien “terangnya.
Beber politisi Gerindra itu lagi, Jenajah almarhum dimakamkan sesuai protap covid-19 sekitar jam 3 subuh, akan tetapi pihak rumah sakit hanya dua orang sehingga meminta bantu kepada masarakat sebanyak 4 orang yg dimana ke 4 orang tersebut tidak dilengkapi APD sehingga terkesan sepele apabila benar positif covid -19 apa nggak menambah penularan orang yang memakamkan tersebut.
“Saya berharap supaya pemerintah daerah dinas kesehatan Rohul segera mendesak hasil rapid Tess alm ht,supaya masarakat tidak resah disana karna sekarang masarakat banyak yang menelpon saya mempertanyakan hasil pemeriksaan rapid Tess tersebut,”ucap anggota dewan dari partai Gerindra itu.
Jika negatip segera publikasikan ke masarakat supaya tidak menjadi gonjang ganjing di desa lubuk soting,sebaliknya jika positip segera ambil langkah periksa warga secepatnya karna masarakat butuh kepastian demi terwujudnya suasana sejuk ditengah Corona ini dan kecerobohan seperti ini tidak terulang lagi”harap Budiman Lubis.(h.nst/AWI)