ROHUL, lintasbarometer.com
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau Basis Data Terpadu Kementerian Sosial (Kemensos) yang menjadi acuan penerima bantuan langsung tunai (BLT) untuk warga terdampak Coronavirus Disease atau Covid-19 dari dana desa dinilai amburadul Sebab setelah lewat verifikasi di lapangan banyak yang tidak sesuai kriteria, bahkan istri kepala desa dan perangkatnya juga masuk dalam DTKS tersebut.
Saat Bantuan Sosial (Bansos) tunai Kementrian sosial (Jensos) RI di Kantor Pos, warga Desa Lubuk Betung, Minggu (17/5/202/) tidak merasa meriah, karena muncul nama Istri Kades Lubuk Betung dan perangkat Desa lain sebagai penerima Bansos Tunai.
Setelah dapat informasi istri Kades dan sejumlah perangkat desa dapat Bansos Tunai, warga di Kecamatan Rokan IV Koto datangi kediaman Camat Rokan IV Koto Alfarid Toha, guna mengadukan nasib mereka karena tidak terdaftar sebagai penerima bantuan dari Kemensos RI.
Kepada wartawan Camat Rokan IV Koto Alfarid Toha mengatakan, warga Desa Lubuk Betung datangi kediamannya guna menyampaikan protes.
“Ada warga yang datang, namun mereka tidak ribut-ribut. Mereka datang secara baik-baik dan bertanya ke saya, kenapa Istri dan perangkat desa Lubuk Betung masuk daftar sebagai penerima bantuan Kemensos,” sebut Alfarid Toha.
Alfarid Toha juga menjelaskan, pihaknya belum bisa mengonfirmasi Kades Lubuk Betung guna memeriksa protes warga. Sebagai Camat, dirinya akan turun langsung ke desa untuk memeriksa kebenaran tersebut.
“Saya baru mau turun Desa Lubuk Betung, apa benar seperti yang disampaikan serta dikeluhkan warganya,” ucapnya.
Camat Rokan IV Koto menambahkan, sejak pendataan penerima bantuan sosial dari Kemensos RI, dirinya belum memeriksa data Program KKS dari Kemensos di kecamatannya tersebut.
Kades Lubuk Betung Mohd Yamin ketika dikonfirmasi wartawan, dirinya membenarkan jika ada warganya yang mempertanyakan keabsahan data penerima bantuan BLT Kemensos itu.
Mengenai ada nama Istrinya sebagai penerima bantuan, Mohd Yamin menyatakan, pihaknya bersedia menyerahkan kartu penerima bantuan atas nama Istrinya ke warga yang lebih berhak dan membutuhkan.
“Saya juga tidak mengetahui kalau nama Istri saya muncul sebagai penerima bantuan. Saya sepakat menyerahkan kartu atas nama Istri saya itu ke warga yang lebih membutuhkan,” ucap Kades Yamin.(tim/AWI)