Suami Pasien Kecewa, Petugas Medis RSUD Mandau Mengada -ada

Bengkalis869 Dilihat
banner 468x60


MANDAU, lintasbarometer.com

Hendra Putra Sitompul (36) warga jalan Hasan.C kampung Perbaungan RT 003 RW 002 desa Tasik Serai Barat kecamatan Talang Muandau kabupaten Bengkalis Riau, merasa kecewa terhadap pelayanan RSUD Mandau. Pasalnya, pelayanan medis dirumah sakit tersebut diduga kurang profesional dan terkesan mengada ada.

banner 336x280

Seperti kisah yang dialami oleh Hendra Sitompul saat membawa istrinya berobat ke RSUD Mandau. Kepada wartawan Hendra Sitompul menjelaskan kronologis yang dialaminya diRSUD Mandau tersebut berawal pada saat istrinya yang mengandung merasa aneh terhadap kandungannya. Saat itu Maya Sari Panjaitan (istri Hendra) merasa kesakitan dan merasakan keanehan dikandungannya.

“Kejadiannya pada Rabu pagi (26/4/2023) istri mengalami pecah ketuban yang mengeluarkan air bercampur darah. Saya langsung memanggil bidan dan dukun anak untuk mengecek kondisi istri saya dan mereka menyatakan kalau kandungan istri saya yang berusia 7 bulan dalam keadaan sehat” ujarnya. Namun karena adanya kejanggalan, lanjut Hendra, dirinya langsung membawa istrinya ke RSUD Mandau pada Rabu siang pukul 12.00 wib.

Sekira pukul 14.00 wib istrinya langsung dibawa keruang IGD yang langsung ditangani oleh dokter. Saat ditangani di IGD, pernyataan dokter sangat berbeda dengan keadaan yang sebenarnya saat diperiksa oleh bidan dan dukun anak.

“Anehnya pernyataan dokter sudah sangat berbeda dengan keadaan yang kami lihat, dokter mengatakan kalau bayi yang ada dalam kandungan istri saya yang berusia 7 bulan sudah meninggal kurang lebih dua bulan yang lalu saat usia kandungan berusia 5 bulan. Dokter juga menjelaskan janin didalam kandungan sudah hancur seperti air dan menjadi gumpalan darah dan harus diberi tindakan operasi atau dikerok karena tidak bisa lahir normal,”. Ujarnya.

Hendra juga menceritakan, saat istrinya diruang rawat inap, istrinya merasakan sakit yang luar biasa. Ironisnya, saat Hendra memanggil para perawat untuk melihat kondisi istrinya, para perawat terkesan cuek dan mengatakan tunggu dan bersabar. Namun karena Hendra sudah emosi, para perawat bergegas dan melihat istrinya yang sudah melahirkan secara normal tanpa pertolongan perawat.

Saat sudah melahirkan secara normal, kata Hendra lagi, para perawat hanya membersihkan ari ari janin yang memang sudah dalam keadaan meninggal. Perawat juga mengatakan kalau besok istrinya sudah bisa pulang. Namun Hendra tidak setuju, dan harus dilakukan periksa ulang.

Terkesan para petugas medis di RSUD Mandau itu mengada ada dan asal sebut saja. Mulai dari pernyataan dokter yang salah, bahkan para perawat juga menyatakan pasien tersebut positif covid dengan melarang masuk keruangan sejumlah saudara Hendra yang hendak mendonorkan darah kepada istrinya.

“Intinya saya tidak terima dengan kematian anak saya akibat petugas medis di RSUD Mandau yang terkesan tidak profesional. Mulai dari dokter yang asal sebut bahwa bayi saya sudah meninggal diusia kandungan 5 bulan, perawat yang menyatakan bahwa istri saya terkena covid dan juga darah yang didonorkan oleh keluarga juga sebanyak 4 kantong namun yang dipakai istri saya cuma 3 kantong. Yang jelas pelayanan petugas medis RSUD tidak beres,” ujarnya.

Terpisah, dirut RSUD Mandau yakni, Silvia Febriani dikomfirmasi melalui sambungan Whats Aapnya terkait petugas medis yang terkesan mengada ada itu mengatakan, kalau penjelasan dokter terhadap pasien sudah bekerja dengan melihat hasil USG.

“Kemaren sudah dijelaskan oleh Bapak Kabid Pelayanan, dan Dokter bekerja degan melihat hasil USG, bukan mengada ada,” ujarnya.

Disinggung terkait pernyataan perawat yang menyatakan pasien Maya Sari positif covid apakah dilampirkan hasil lab dan beberapa pertanyaan lain?, dirut RSUD Mandau itu enggan berkomentar, awak media diarahkan menghubungi kabid pelayanan.

“Hubungi saja Kabid Pelayanan drg Armen Pak..Saya lagi diluar.

Coba Bapak Hubungi Pak Armen saja. Panjang kalo dijelaskan melalui WA Pak,” ujarnya singkat. “Hendrik Hs”

banner 336x280