PEKANBARU, lintasbarometer.com
Capaian vaksinasi Covid-19 di Riau hingga saat ini masih rendah. Gubernur Riau Syamsuar ungkap yang jadi biang keroknya.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Riau, hingga Minggu (31/10/2021), capaian vaksinasi di Riau baru mencapai 39,7 persen. Dari target sasaran 4,4 juta jiwa yang akan divaksin, baru sekitar 1,7 jiwa warga Riau yang sudah divaksin.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, meminta kepada seluruh kabupaten dan kota untuk menghabiskan stok vaksin, yang masih tersedia.
Karena hingga saat ini progres vaksinasi bagi masyarakat di 10 Kabupaten, masih di bawah 40 persen.
“Masih banyak kabupaten kota yang belum menyelesaikan vaksinasi bagi masyarakat. Sementara, vaksin yang dikirimkan ke daerah terus berjalan. Untuk itulah daerah segera menghabiskan vaksin yang ada, rata-rata di bawah 40 persen,” ujar Syamsuar, Minggu (31/11/2021), seperti yang dilansir dari tribunnews.
Dijelaskan Gubernur Riau, sejauh ini hanya Kota Pekanbaru yang capaian vaksinasinya 73 persen.
Namun, untuk lansia masih 40 persen. Dumai juga cukup tinggi, yakni hampir 70 persen.
Ia mengungkapkan, bahwa pencapaian vaksinasi di Pekanbaru dibantu oleh seluruh stakeholder, termasuk dari TNI/Polri.
Untuk itulah TNI/Polri ikut membantu vaksinasi di kabupaten dan kota yang capaian vaksinasi masih rendah.
“Kita satu bahasa pelaksanaan vaksin melalui bantuan TNI/Polri, seperti yang dilaksanakan di Pekanbaru dan Dumai. Kalau perlu dijalankan kembali door to door,” kata Syamsuar.
Pihaknya mengaku sudah melakukan upaya maksimal untuk bisa mendatangkan vaksin lebih banyak lagi ke Riau.
Sejauh ini pasokan vaksin yang dikirim oleh pemerintah pusat ke Riau juga sudah banyak.
Hanya saja pelaksanaan di tingkat daerah sedikit lambat, sehingga capaian vaksinasi juga menjadi rendah.
“Kita selalu meminta tambahan vaksin, tapi di daerah belum menghabiskan vaksinnya. Dengan stok yang masih ada ini kita habiskan dulu, baru kita mendapatkan tambahan vaksinasi dari Kementrian Kesehatan,” Syamsuar menegaskan.
Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar mengingatkan agar kabupaten kota segera menghabiskan stok vaksin Covid-19.
Kemudian, daerah juga diminta untuk terus memperbarui data vaksinasi di aplikasi yang sudah disiapkan oleh kementerian kesehatan.
“Saya minta agar vaksin yang ada ini di semua kabupaten kota ini segera dihabiskan, jangan disimpan untuk dosis kedua,” katanya.
Akibat adanya penimbunan vaksin ini, kata Gubri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) belum bisa mendapatkan tambahan vaksin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Menteri Kesehatan itu tidak akan menambah vaksin kalau dilihat dari aplikasi masih banyak. Lebih kurang masih ada kurang 200.000 lagi stoknya,” ujarnya.
“ Termasuk juga aplikasi, jangan diabaikan itu. Baik orang yang dirawat rumah sakit atau aplikasi menyangkutkan kesediaan vaksin, ini harus dilaporkan setiap hari,” imbuh Syamsuar.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, vaksin untuk warga Riau setiap pekan selalu dikirim ke daerah-daerah.
Hal ini guna mempercepat capaian vaksinasi di tengah masyarakat. Sehingga tidak lagi ada alasan stok vaksin kurangm.
“Vaksin setiap minggu dikirim ke daerah (kabupaten/kota) dan sudah rutin, jangan sampai tidak ada vaksin. Vaksin datang bertahap disesuaikan dan harus dihabiskan. Kalau misalnya vaksin sudah habis ketersediaan menipis akan dikirim lagi. Stok kita masih ada, jadi habiskan dulu yang ada di daerah,” kata Mimi.
Dijelaskan Mimi, hingga saat ini provinsi Riau telah menerima 3.311.760 dosis vaksin Covid-19 dari pemerintah pusat. Jutaan vaksin itu telah didistribusikan ke kabupaten dan kota di Riau.
Dari jumlah tersebut, stok yang masih tersimpan di Laboratorium Dinas Kesehatan provinsi Riau berjumlah 300 ribu dosis vaksin.
Mimi meminta pemerintah kabupaten dan kota di Riau, tidak perlu khawatir dengan kekurangan stok vaksin.
Menurutnya, progres vaksinasi masih terus berjalan sampai stok vaksin di Riau habis, sembari menunggu kiriman dari Kementerian Kesehatan.
“Untuk total vaksin yang sudah kita terima sebanyak 3,3 juta lebih dosis. Nah, untuk stok yang tersimpan di laboratorium kita ada sekitar 300 dosis lagi. Stok ini harus disimpan di Lab kita, karena kalau di kirimkan ke Kabupaten Kota nanti tidak habis dan kadaluarsa,” katanya.
Pihaknya mengingatkan agar pemerintah daerah harus cepat menghabiskan vaksin yang ada sekarang. Karena persentase vaksin di daerah masih di bawah 40 persen.
Dijelaskan Mimi, kabupaten kota harus bisa menghabiskan stok vaksin yang tersedia, agar pihaknya bisa menambah vaksin ke daerah.
Jika stok vaksin di Riau mulai menipis, maka Kementerian Kesehatan akan segera mengirim vaksin lagi, sampai target vaksinasi bagi masyarakat di Riau tercapai.*