Jadi Pimpinan KKB Paling Berbahaya di Papua “Lekagak Telenggeng” Eksekusi TNI Dengan Keji

Daerah, Hukum Kriminal11027 Dilihat
banner 468x60

PAPUA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Lekagak Telenggen terlihat berapi-api berpidato sambil menunjukkan benda-benda yang disebut bom yang dipakai militer Indonesia.

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

GridHot.ID – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Lekagak Telenggen kembali berulah.

KKB pimpinan Lekagak Telenggen itu terlibat kontak senjata dengan aparat keamanan di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Selasa (17/12/2019).

Melansir dari Kompas, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan personel gabungan TNI-Polri masih berusaha mengejar kelompok tersebut.

“Kapolres tadi saya cek kondisi Sugapa aman. Ada indikasi kelompok Lekagak Telenggen kurang lebih 3-4 jam keluar, posisinya agak jauh, makanya kita kesulitan mendapatkan kontak,” tuturnya.

Paulus mengatakan ada dua prajurit TNI yang terluka parah yakni Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky.

Sementara, salah seorang diantaranya telah gugur, yaitu Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar.

Bukan hanya kali ini saja, KKB pimpinan Lekagak Telenggen belakangan memang sering membuat onar.

Pimpinan KKB Lekagak Telenggen dengan lantang menolak rencana pemekaran provinsi Papua dan Papua Barat.

Sebelumnya, Mendagri Tito Karnavian menyebut ada dua aspirasi yang masuk untuk pemekaran wilayah Papua, yakni di kawasan Papua Selatan dan Papua Pegunungan.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua disebut tak lagi punya ideologi, murni kriminal.

Papua khusus Kabupaten Merauke, kata dia, akan dimekarkan kembali menjadi dua bagian yakni, Kota Merauke dan Kabupaten Merauke.

Lekagak Telenggen pun kemudian mengancam semua pejabat pembuat keputusan terkait pemerkaran Provinsi Papua.

Kami Pimpinan TPNPB-OPM sampaikan demi Nama Tuhan yang Hidup dan Demi nama Tulang belulang yang telah Gugur Pahlawan Revolusi Papua Barat bahwa Kami Pimpinan KOMNAS TPNPB-OPM beserta 33 PangKodap Menolak dengan tegas Pemekaran Provinsi-Provinsi Baru yaitu Wacana Pemekaran Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Selatan atas nama Perjuangan Kami, yang telah ditawarkan Oleh Pemeritah Pusat Indonesia di Jakarta.

Untuk itu, Oknum Pejabat yang tanda tangan dan menerima Pemekaran tersebut itu kami akan memburuh mereka sampai akan kami bunuh, maka segera berhenti Urus gula gula Manis buatan Jakarta itu,” tulis akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), (5/11/2019).

Kelompok separatis itu pun menembak mati tiga tukang ojek di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (25/10/2019).

Ketiga korban tersebut bernama Rizal (31), Herianto (31) dan La Soni (25).

Ketiganya ditemukan dalam kondisi luka tembak di kepala dan luka sayat disebabkan senjata tajam di sekujur tubuh.

Selain itu, KKB pimpinan Lekagak Telenggen pernah menjebak dan membunuh anggota Polda Papua, Briptu Hedar.

Aksi itu terjadi di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Senin (12/8/2019) sekitar pukul 11.30 WIT.

Usai aksinya tersebut, Lekagak Telenggen beserta pasukannya muncul di hadapan publik.

Lewat video di YouTube Central Secretariat of TPNPB-OPM, Sabtu (17/8/2019), Lekagak Telenggen memaparkan soal adanya bom dari luar negeri yang dipakai militer Indonesia untuk menumpas KKB Papua.

Diketahui dari keterangan video disebutkan, pada akhir Juni 2019 terjadi pengeboman di Distrik Yambi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Terlihat berapi-api, Lekagak Telenggen berpidato sambil menunjukkan benda-benda yang disebut bom yang dipakai militer Indonesia.

Sementara pasukannya sebagian besar tampak duduk sambil memegang senjata laras panjang dan mendengarkan pidato Lekagak Telenggen.

Menurut Lekagak Telenggen, jenis bom itu bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari luar negeri.

Lekagak Telenggen pun menuding adanya bantuan dari luar negeri terhadap Indonesia untuk menumpas KKB di tanah Papua.

Benda-benda yang disebut bom oleh Lekagak Telenggen

“Bom-bom ini dari mana bantu ini, kita cek. Ini bom ini kita juga tidak tahu. Ini lain, ini negara yang mana punya, kita juga tidak tahu. Ini lain, warna lain juga. Ini lain juga. Ini semua macam-macam semua. Ini juga, ini lain. Ini juga lain, kita juga tidak tahu,” kata Lekagak Telenggen.

“Jadi ini kita tidak tahu, negara Indonesia punyakah, negara di luar punya bantu,” imbuhnya.

Lekagak Telenggen lantas meminta negara luar untuk menghentikan bantuan senjata kepada Indonesia.

“Kami meminta kepada Amerika dan Australia untuk segera menghentikan bantuan persenjataan kepada Indonesia, termasuk bom-bom ini. Mengapa? Karena dengan bantuan peralatan perang oleh Amerika dan Australia kepada Indonesia, maka dengan peralatan itu juga Indonesia membumihanguskan orang asli Papua,” ujar Lekagak Telenggen.

Lekagak Telenggen juga merampas 4 pucuk senjata dalam insiden pembantaian anggota TNI di Nduga pada 7 Maret 2019 lalu.

Melalui pernyataan resminya, Lekagak Telenggen tak mengakui jumlah korban tewas akibat insiden itu.

“Hari ini 11/3/2019 PERNYATAAN SIKAP KOMADAN OPERASI UMUM TPNPB se Tanah Papua, Mayjend. Lekagak Telenggen Terkait Peristiwa 7 Maret 2019 di Kampung Windi Distrik Derakma, Bahwa :

1. Saya selaku Komadan Operasi umum 30 Kodap TPNPB Se Tanah Papua sudah menerima Laporan Resmi bahwa Brigjend. Egianus Kogeya dan Pemne Kogeya pimpinan KODAP III Ndugama telah merebut 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota TNI di Distrik Derakma Kab Nduga _Papua.

2. Maka saya siap Bertanggung Jawab atas Peristiwa Perebutan 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota di Distrik Derakma tersebut.

3. Saya dengar Presiden Yokowi Mengirim 7.000 Personil Ke Nduga untuk Pengejaran 4 pujuk senjata itu kami tidak takut kami TPNPB siap jemput kedatangan 7000 Personil itu.

4. Presiden Jokowi sudah tanda tangan TNI perang melawan TPNPB itu Kami sudah ketahui siap menyemput kedatangn tamu,” tulis akun Facebook TPNPB

Pada 18 Januari 2018 lalu, KKB Lekagak Telenggen mengklaim menembak dua orang anggota TNI.

Usai insiden itu, KKB mencoba mencari senjata anggota TNI yang mereka klaim tertembak namun hasilnya nihil.

Lantas pada 19 Januari 2019, dua orang anggota KKB Lekagak Telenggen tertembak atas nama Kwale Telenggen dan Kumbanak Telenggen.

Dalam pernyataan terakhirnya Lekagak Telenggen menyatakan siap perang melawan TNI dari Sorong sampai Merauke.

Namun Lekagak Telenggen berpesan meminta bantuan atau intervensi PBB untuk datang ke Papua.

Pernyataan Lekagak Telenggen

“Kami siap perang dari sorong sampai merauke, kita sudah siap untuk mengatur rakyat kita sendiri dengan landasa kostitusi 1971. Dan kami minta intervensi PBB datang lihat dari dekat,” tulis pernyataannya.

KKB pimpinan Lekagak Telenggeng adalah yang paling berbahaya di “Segitiga Hitam” Papua.

Istilah “Segitiga Hitam” Papua digunakan untuk merujuk wilayah yang mencakup Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya. (*)

 

sumber : gridhot

 

banner 336x280