ROHUL,lintasbarometer.com
AKBP Dasmin Ginting SIK tak lama lagi mengakhiri jabatannya sebagai Kepala Polres Rokan Hulu (Rohul). Ia dipromosikan ke jabatan baru sebagai Wakil Direktur (Wadir) Narkoba Polda Kepulauan Riau.
Jelang akhir masa tugasnya di Rohul, Dasmin Ginting makin intens melakukan kegiatan sosial. Salah satunya penyaluran sembako ke warga di daerah terpencil di Dusun Sei Bungo, Desa Sialang Jaya Kecamatan Rambah, Selasa (4/8/2020).
Dalam penyerahan sembako tersebut, Kapolres didampingi Waka Polres Rokan Hulu Kompol Willy Kartamanah AKS SIP MSi, Kabag Ops Kompol Jhon Firdaus Amk, Kabag Sumda Kompol Jurnal Purba, para Kasat Polres Rokan Hulu, Paur Humas Ipda Feri Fadli SH dan Pemerintah Desa Sialang Jaya.
Meski harus berjibaku menghadapi jalan tanah licin yang terjal dan menanjak serta dibayangi tebing yang menganga di kanan-kiri jalan, tak sedikitpun menyurutkan semangat Kapolres dan jajaran untuk menyerahkan bantuan langsung kepada masyarakat di daerah tersebut. Dalam kesempatan itu Kapolres menyerahkan bantuan berupa 200 Kg beras kepada masyarakat di Dusun Sungai Bungo.
Sejak bertugas di Rohul menggantikan AKBP Hasyim Risahondua sebagai Kapolres Rohul, Dasmin Ginting memang dikenal aktif melakukan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tersebut makin intens dilakukan pria kelahiran Desa Sugihen, Kabupaten Karo, Sumatera Utara 1975 tersebut sejak Pandemi Covid-19 merebak dan menganggu stabilitas perekonomian masyarakat Rohul.
Melihat banyak warga Rohul yang mengalami keterpurukan ekonomi akibat Pandemi, Dasmin Ginting mencoba menggalang dan menggugah dukungan baik dari internal maupun eksternal institusinya seperti pemerintah daerah, pengusaha dan juga perusahaan untuk bersama-sama membantu masyarakat yang terkena dampak Pandemi Covid-19.
Meski di luar Tupoksi Polri, Dasmin Ginting menyebut upaya tersebut menjadi keharusan baginya sebagai bentuk pengayoman dan kehadiran Polri melayani masyarakat. Baginya, hukum keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, dan Polri harus hadir di saat masyarakat banyak mengalami kesulitan.
“Polisi lahir dari dan untuk masyarakat. Apa yang dirasakan masyarakat juga dirasakan Polisi, karena kami dan masyarakat satu kesatuan. Kehadiranya harus membawa dampak yang membawa ke arah yang lebih baik, termasuk salah satunya dengan terus berbagi untuk sama-sama berbagi dalam suka dan duka masyarakat. Dan polisi Rohul adalah makhluk sosial, dalam hal untuk kebaikan kita harus terus lakukan tanpa memandang status atau profesi,” cakap Dasmin Ginting, Kepada Cakaplah, Rabu (5/8/2020).
Bagi Dasmin, sejak bertugas di Rohul September 2019 mengangkat citra Kepolisian memang menjadi salah satu misinya terutama menjalankan Program Promoter Kapolri.
“Ini memang misi kita, karena polisi tidak akan mampu berbuat apa-apa tanpa dukungan masyarakat dan berbagai pihak, sehingga kita perlu bekerja sama dan sama-sama bekerja. Untuk bisa bekerja sama tentu harus ada kesamaaan tujuan dan kedekatan di antara polisi dan masyarakat, sehingga tujuan akhir kita bisa tercapai yaitu maju, sejahtra dan amannya Rohul,” ungkapnya.
Dasmin mengaku, sangat terkesan selama hampir 1 tahun bertugas di Rohul. Ia melihat masyarakat Rohul sangat menghargai perbedaan di tengah kondisi daerah ini yang religius. Menurutnya, hal inilah yang menjadi kekuatan dan memberikan keteduhan bagi daerah ini sehingga tetap kondusif jauh dari konflik.
Selain itu, di akhir masa tugasnya di Rohul Dasmin menyatakan masih terdapat beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan terutama terkait permasalahan sengketa lahan dan kebakaran hutan dan lahan.
“Ke depan harapan kita hal tersebut harus bisa tetap kita kelola dengan baik dengan mengedepankan hukum dan dialog penyelesaianya dengan langkah dan tindakan yang konkrit,” ucapnya.
Selain dua PR tersebut, langkah langkah pencegahan Covid serta kesadaran masyarakat dalam patuhi protokol kesehatan juga terus harus kita gaungkan, tidak boleh ada yang acuh karena ini menuntut peran konkrit semua Orang.
Pengamanan Pilkada juga menjadi atensi utama. Pesta demokrasi harus dijadikan ajang memilih pemimpin bukan malah menjadi pemecah belah persatuan. Semua pihak harus menyadari Kondusifitas di Pilkada harus menjadi tanggung jawab bersama.
“Pilkada, harus kita kelola dengan baik. Pilihan boleh berbeda tapi perbedaan juga sampai memutus persaudaraan kita. Pilkada bukanlah tujuan akhir, pilkada hanya sarana, sehingga prosesnya harus kita jaga agar lancar aman dan kondusif. (Lbr)