Polda Riau Ingatkan Distributor Masker Tak Timbun Barang, Ketahuan Bakal Ditindak

banner 468x60

PEKANBARU, lintasbarometer.com

banner 336x280

Kepolisian Daerah (Polda) Riau mengingatkan distributor untuk tidak melakukan penimbunan alat pelindung diri (APD) berupa masker. Jika ditemukan, polisi tidak segan-segan melakukan tindakan hukum.

Masker merupakan salah satu barang yang diburu pasca diketahuinya ada warga yang terjangkit wabah virus corona di Indonesia. Antisipasi agar virus tersebut tidak menyebar, sejumlah cara dilakukan masyarakat. Salah satunya, dengan melengkapi diri dengan APD berupa masker.

Akibatnya, warga berlomba-lomba untuk membeli alat kesehatan yang satu ini, termasuk di Pekanbaru.

Untuk memastikan ketersediaan masker, jajaran Polda Riau kemudian melakukan pengecekan ke lapangan. Petugas dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau mendatangi sejumlah gudang penyimpanan masker di Kota Bertuah.

Kasubdit I Ditreskrimsus Polda Riau, AKBP Asep Iskandar mengatakan, pengecekan juga dilakukan dalam rangka antisipasi indikasi penimbunan. Hasilnya gudang-gudang tersebut memang sudah tak ada stok masker lagi.

“Memang dari aktivitas penjualannya, sudah terjual semua. Karena masyarakat banyak yang membutuhkan. Sejauh ini belum ada kita temukan penimbunan,” ujar AKBP Asep.

Kendati belum menemukan adanya indikasi penimbunan, tak serta merta membuat petugas berpuas diri. Pihak kepolisian mewanti-wanti, jika dalam perkembangannya ditemukan ada dugaan penimbunan, maka akan dilakukan tindakan tegas.

“Kalau ditemukan ada penimbunan dalam jumlah banyak, kita akan lakukan upaya hukum atau penegakan hukum. Pertama mungkin kita imbau dulu, supaya segera dijual,” tegas mantan Kapolres Kepulauan Meranti itu.

Sementara itu, disinggung soal adanya apotek yang menjual masker diatas Harga Eceran Tertinggi (HET), Asep memaparkan hal itu tergantung jenis atau kualitas masker.

“Kami belum tahu, untuk HET itu berapa. Karena kan kalau masker tergantung kualitas masker itu sendiri. Beda-beda harganya. Mungkin ada yang kualitas premium, medium,” sebut dia.

“Tapi HET-nya belum tahu, tergantung jenis maskernya,” sambung AKBP Asep.

Sementara itu, dari informasi yang dihimpun, masker menjadi barang langka di Pekanbaru pasca masuknya virus corona di Indonesia. Kalaupun ada, harganya sangat tinggi hingga mencapai Rp300 ribu perkotak.

“Biasanya sekotak itu Rp190 ribu,” kata Chairul Hadi, salah seorang warga Pekanbaru.

Meningkatnya harga masker itu, sebut Hadi, dimungkinkan karena tingginya minat masyarakat untuk bisa mendapatkan APD itu. Dirinya sendiri, telah mencari masker tersebut sejak beberapa hari yang lalu.

Selain di apotek, dia juga mencari masker ke sejumlah toko ritel. Selain untuk dipakai sendiri, Hadi menuturkan masker yang didapatkannya, rencananya juga akan dikirim untuk saudaranya di Jakarta yang juga kesulitan mencari masker.

Sekian lama mencari, akhirnya dia berhasil mendapatkan tiga kotak masker. “Padahal saya sudah keliling, di apotek Harapan Raya, Rumbai, Jalan Ahmad Yani, Jalan Tuanku Tambusai. Cuma dapat 3 kotak. Harganya juga lebih mahal dari biasanya,” pungkas pria yang juga berprofesi sebagai wartawan ini. ( RM / Lbr)

banner 336x280