Sekdaprov Riau Segera Panggil Distributor Migor Minta Harga Serendah Mungkin

Pekanbaru9378 Dilihat
banner 468x60

PEKANBARU, lintasbarometer.com

banner 336x280

Melonjaknya harga minyak goreng (Migor) kemasan premium mencapai 100 persen membuat stok yang mulanya kosong tiba-tiba muncul di sejumlah pasar tradisional dan ritel modern.

Sebelumya, pemerintah sempat mengeluarkan mekanisme Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk minyak goreng curah, ditetapkan HET sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana, Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.

Namun, menjadi langka di pasaran. Akhirnya, pemerintah mencabut aturan tersebut. Kemudian minyak goreng muncul kembali di pasaran. Tetapi, masalah yang muncul selanjutnya yakni harganya melonjak tinggi. Pemerintah menyerahkan harga minyak goreng kemasan ke mekanisme pasar sesuai keekonomian.

Melansir MCR, pemerintah belum menetapkan mekanisme HET yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Distributor dan ritel-ritel modern hanya menaikkan harga sendiri tanpa aturan HET yang ditetapkan.

Di Pekanbaru, harga 1 liter minyak goreng kemasan melonjak naik menjadi Rp25 ribu. Kemudian, untuk harga 2 liter minyak goreng kemasan premium harus merogoh kocek Rp50 ribu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, SF Hariyanto, mengatakan pemerintah sudah mencabut HET melalui Surat Edaran (SE) Kemendag. Namun, belum menetapkan HET minyak goreng kemasan. Untuk itu pihaknya sebagai Satgas Pangan Daerah akan melakukan peninjauan ke distributor, ritel modern, dan pasar lainnya.

“Nanti kita bersama tim Satgas Pangan Daerah akan mengecek setiap hari di pasar tradisional, distributor dan pasar modern lainnya. Hasilnya kita laporkan ke Satgas pusat. Karena kebijakannya di pusat,” ujar Sekda SF Hariyanto, dikutip melalui MCR, Jumat (18/3/2022).

Dijelaskan Sekda, pemerintah akan kembali membuat SE terkait dengan aturan HET minyak goreng kemasan. Setelah HET minyak curah sudah ditetapkan seharga Rp14.000 per kilogram.

“Untuk HET minyak goreng kemasan premium akan diatur lagi lebih lanjut. Satgas Pangan akan turun ke lapangan. Kalau melihat data stok minyak goreng untuk kebutuhan nasional jumlah stoknya cukup, datanya sudah ada,” kata SF Hariyanto.

“Harganya itu kita harus minta serendah mungkin. Tapi kenapa ini kok bisa naik. Kita akan panggil distributor untuk membahas kenaikan harga ini,” imbuhnya.

Sementara itu, warga Pekanbaru, Leni mengatakan, kalau dirinya terkejut saat membeli minyak goreng di ritel yang tiba-tiba penuh di etalase minyak goreng. Bahkan dicantumkan harga jual Rp24.500 per liter.

“Ini memang sangat aneh, kok bisa minyak kemasan yang semula hilang dan hanya didapat sekali seminggu sekarang tiba-tiba muncul. Harganya juga sangat mengejutkan, dari Rp28 ribu per dua liter, tiba-tiba sudah Rp50 ribu. Kalau kami masyarakat kecil menduga ada penimbunan yang disengaja oleh distributor dan pedagang minyak goreng,” kata Leni. (*)

banner 336x280