Kabar Baik! 99 Persen Penerima Vaksin Sinovac Tak Butuh Perawatan ICU untuk Covid-19

Nasional8584 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Sebuah penelitian besar di kehidupan nyata Malaysia membuktikan vaksin Covid-19 dari Sinovac sangat efektif melawan penyakit serius. Namun, suntikan dari Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca menunjukkan tingkat perlindungan yang lebih baik.

Dilansir dari Reuters, penelitian yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia ini mendapati hanya 0,011 persen dari sekitar 7,2 juta penerima suntikan Sinovac yang butuh perawatan Covid-19 di ICU. Temuan ini diungkapkan otoritas kesehatan pada Kamis (23/9). Sementara itu, dari sekitar 6,5 juta penerima vaksin Pfizer, hanya 0,002 persen di antaranya yang butuh perawatan ICU. Untuk AstraZeneca, yang memerlukan perawatan ICU mencapai 0,001 persen dari 744.958 penerimanya.

Menurut Kalaiarasu Peariasamy, direktur Institut Riset Klinis yang melakukan penelitian ini bersama gugus tugas nasional Covid-19, vaksinasi, apa pun mereknya, telah mengurangi risiko masuk ICU sebesar 83 persen. Risiko kematian pun dapat diturunkan hingga 88 persen, berdasarkan penelitian yang lebih kecil yang melibatkan sekitar 1,26 juta orang.

“Tingkat terobosan untuk penerimaan ICU sangat rendah,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa total penerimaan ICU di kalangan individu yang telah divaksinasi lengkap mencapai 0,0066 persen. Tingkat kematian orang yang divaksinasi lengkap juga rendah, yaitu 0,01 persen. Mayoritas dari mereka berusia di atas 60 tahun atau dengan penyakit penyerta.

Namun, Kalaiarasu mengingatkan adanya perbedaan demografi di antara penerima ketiga vaksin tersebut, sehingga hasilnya berbeda.

“Banyak penerima AstraZeneca berada di usia setengah baya, sedangkan suntikan Pfizer dan Sinovac kebanyakan untuk populasi yang rentan,” imbuhnya.

Penerima AstraZeneca juga menyumbang proporsi penelitian yang jauh lebih kecil. Sekitar 14,5 juta individu divaksinasi lengkap dengan vaksin tersebut dan dilakukan selama lebih dari 5 bulan sejak 1 April.

Pada bulan Juli, Malaysia mengatakan akan menghentikan pemberian vaksin Sinovac setelah persediaan mereka habis. Pasalnya, negara tersebut sudah memiliki cukup banyak vaksin lainnya untuk programnya.

Vaksin Sinovac telah banyak digunakan di sejumlah negara, termasuk China, Indonesia, Thailand, dan Brasil. Menurut perusahaan tersebut, mereka telah memasok 1,8 miliar dosis di dalam maupun luar negeri awal bulan ini.

Sementara itu, Malaysia telah memvaksin lengkap 58,7 persen dan setidaknya 1 dosis untuk 68,8 persen dari 32 juta penduduknya. (Akurat)

banner 336x280