Jokowi Sebut 6 Tahun Pemerintahannya Bukan Hanya Bangun Jalan Tol

Nasional3333 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menepis anggapan bahwa dirinya terlalu mengistimewakan pembangunan jalan tol dibandingkan proyek-proyek infrastruktur lainnya. Ia menyampaikan bahwa segala bentuk proyek infrastruktur ia perhatikan karena hal itu memang fokus dari pemerintahannya selama enam tahun ini. Adapun tujuannya, kata Jokowi, untuk menghubungkan antar daerah di seluruh Indonesia.

“Bukan hanya jalan tol, atau jalur kereta api, jalur penerbangan, dan tol laut, tetapi juga konektivitas digital yang dipercepat jangkauannnya di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Jokowi saat membuka Muktamar IX PPP secara virtual, Jumat, 18 Desember 2020.

Jokowi menambahkan, konektivitas infrastruktur itu bukan hanya dimaksudkan untuk mengintegrasikan ekonomi nasional, mempermudah dan mempermurah arus logistik, atau meningkatkan ekonomi digital dan e-commerce. Hal tersebut, kata ia, juga untuk meningkatkan konektivitas budaya, konektivitas gagasan, dan semangat sebagai sebuah bangsa besar.

“Dan juga dimaksudkan untuk semakin memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia,” ujar Jokowi.

Dengan konektivitas luring dan daring yang semakin efektif, kata Jokowi, pemerintah Indonesia bisa meningkatkan komunikasi antar masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui konektivitas fisik dan digital pula, lanjut Jokowi, pemerintah daerah bisa berbagi pengalaman dalam membangun daerah dan membangun desa.

“Ada 514 kab/kota, 34 provinsi, 75.000 desa yang tersebar di seluruh Tanah Air. Kita bisa berbagai inspirasi untuk mengembangkan inovasi. Dan kita bisa mengakselerasi kualitas SDM di seluruh pelosok Nusantara,” ujar Jokowi.

Sebelumnya, ekonom senior Faisal Basri menyoroti alokasi anggaran infrastruktur pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021. Menurut APBN 2021, alokasi anggaran infrastruktur besarnya Rp414 triliun, meningkat lebih dari Rp100 triliun dibanding nilai sebelumnya yaitu Rp281,1 triliun di tahun 2020.

Alokasi tersebut dipertantyakan Faisal Basri karena anggaran kesehatan, yang menurutnya lebih penting, menurun. Alokasi anggaran kesehatan tahun 2021 nilainya Rp169,7 triliun sementara tahun 2020 ada Rp212,5 triliun (Tempo)

banner 336x280