Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi Rp 5.842 Triliun per Oktober 2020

Nasional2428 Dilihat
banner 468x60

JAKARTA, lintasbarometer.com

banner 336x280

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai USD 413,37 miliar atau sekitar Rp 5.842 triliun (kurs Rp 14.135) hingga akhir Oktober 2020.

Utang luar negeri tersebut naik 1,18 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 3,34 persen jika dibandingkan Oktober 2019, yang sebesar USD 400 miliar.

Secara rinci, ULN di sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD 202,62 miliar. Sementara sektor swasta (termasuk BUMN) senilai USD 210,75 miliar.

Adapun utang pemerintah senilai USD 199,8 miliar, naik 1,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya USD 197,37 miliar dan naik tipis 0,3 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sementara ULN Bank Indonesia, tercatat USD 2,81 miliar atau naik tipis 0,71 persen dari bulan sebelumnya dan naik 1,07 persen dari periode Oktober 2019.

ULN pemerintah tersebut dipengaruhi pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kembalinya aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun.

“ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas termasuk untuk menangani pandemi COVID-19 dan pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (15/12).

Sementara ULN swasta sebesar USD 201,75 miliar itu tumbuh 1,14 persen dari bulan sebelumnya dan melesat 6,41 persen dari periode Oktober 2019 yang sebesar USD 198,05 miliar.

ULN swasta tersebut terdiri dari lembaga keuangan sebesar USD 45,89 miliar, seperti bank USD 34,70 miliar dan lembaga keuangan nonbank sebesar USD 11,18 miliar. Serta terdapat ULN swasta bukan lembaga keuangan sebesar USD 164,85 miliar.Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Oktober 2020 sebesar 38,8 persen, meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,1 persen.Meski demikian, struktur ULN Indonesia dinilai tetap sehat. Hal ini tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1 persen dari total ULN.”Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” kata Erwin.”Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” ujarnya. (Kumparan)
banner 336x280